Isi Buku Diary Dokter Aulia Risma Lestari, Kegalauan yang Menghantui Seorang Dokter Muda

Keluarga Aulia, melalui kuasa hukumnya Susyanto SH MH, membantah spekulasi bahwa kematian Aulia adalah bunuh diri.

Mereka mengklaim bahwa Aulia mungkin saja meninggal karena kelebihan dosis obat yang digunakan untuk mengatasi rasa sakit, bukan karena tekanan psikologis.

"Kami menolak berita bahwa almarhumah bunuh diri. Penyakit yang dideritanya mungkin menyebabkan kelebihan dosis obat," jelas Susyanto.

Reaksi Kampus dan Kementerian Kesehatan

Reaksi dari pihak kampus dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menambah ketidakpastian dalam kasus ini.

Pada 15 Agustus 2024, Undip menyatakan bahwa kematian Aulia tidak terkait dengan perundungan.

Namun, sehari sebelumnya, Kemenkes mengindikasikan adanya dugaan perundungan dalam surat pemberhentian PPDS yang dikeluarkan.

Hal ini menimbulkan kebingungan di kalangan mahasiswa dan keluarga.

Ketua BEM Undip, Farid Darmawan, menyatakan keprihatinan atas ketidakselarasan informasi yang beredar.

“Kami prihatin atas ketidakselarasan informasi antara pihak kampus dan Kemenkes. Ini memunculkan spekulasi baru,” ungkap Farid dalam aksi keprihatinan yang digelar oleh BEM Undip pada 18 Agustus 2024.

Baca Juga: Tragis! Dokter Aulia PPDS di RSUP Kariadi Semarang Diduga Bunuh Diri, Tersiksa oleh Perundungan dan Tekanan

Mengejar Kebenaran

Kasus kematian dr. Aulia Risma Lestari masih jauh dari selesai.

Buku diary yang ditemukan memberikan gambaran mendalam tentang tekanan yang dialaminya, sementara tanggapan dari berbagai pihak menunjukkan adanya perbedaan informasi yang signifikan.

Penyelidikan yang sedang berlangsung diharapkan dapat mengungkap kebenaran di balik kematian tragis ini.