Alasan Megawati Marah pada Jokowi: Dinamika Politik di Kongres PDIP

photo author
- Minggu, 29 Oktober 2023 | 15:55 WIB
Megawati Soekarnoputri Ketua Umum PDI Perjuangan bicara soal kemenangan Ganjar Mahfud di Pilpres 2024  ((instagram @pdiperjuangan))
Megawati Soekarnoputri Ketua Umum PDI Perjuangan bicara soal kemenangan Ganjar Mahfud di Pilpres 2024 ((instagram @pdiperjuangan))

PurwakartaOnline.com - Awalnya, hubungan antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri, tampak harmonis. Namun, di balik hubungan politik ini, tersembunyi sejumlah konflik yang mengejutkan banyak pihak.

Salah satu momen krusial dalam perjalanan politik ini adalah ketegangan di Kongres PDIP setelah Jokowi memenangkan Pemilihan Presiden pada tahun 2014 lalu. Apa sebenarnya yang terjadi hingga Megawati marah pada Jokowi?

Awalnya, Megawati Soekarnoputri mengusulkan seorang kandidat sebagai Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) saat Kongres PDIP pertama setelah Jokowi memenangkan pemilu presiden di tahun 2014.

Nama yang diajukan adalah Budi Gunawan (BG). Rencana tersebut, pada awalnya, tampak seperti kesepakatan yang akan berjalan lancar.

Baca Juga: Basarah: Tanpa Ada Surat Pemberhentian, Gibran Sudah Otomatis Keluar dari PDIP

Namun, perjalanan menuju penunjukan BG sebagai Kapolri tidak sesederhana yang dibayangkan. Pada titik tertentu, Budi Gunawan harus menghadapi penyelidikan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Meski pada tahap pra-peradilan BG berhasil memenangkan kasusnya dan terbebas dari status tersangka, namun kisruhnya belum berakhir. Statusnya sebagai calon Kapolri kemudian dibatalkan.

Muhammad Romahurmuziy, Ketua Majelis Pertimbangan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), menyaksikan semua peristiwa tersebut. Menurut Romy, seperti yang dia sampaikan dalam sebuah video yang kemudian viral di media sosial, saat Kongres PDIP tersebut, Jokowi mendapat sorakan tajam dari para kader PDIP.

"Waktu itu Pak Jokowi masuk ke ruangan itu betul-betul berjalan sendiri tanpa Paspampres menggunakan jaket merah dan seluruh hadirin di situ, kader-kader PDI Perjuangan, meneriaki ‘Huuu…’ kepada beliau," ungkap Romy.

Baca Juga: Konflik Jokowi dengan Megawati: Awal Mula Perselisihan di Kongres PDIP

Romahurmuziy juga menyebut bahwa Megawati Soekarnoputri sangat marah terhadap Jokowi pada saat itu. Menurutnya, kemarahan itu bermula dari pembatalan penunjukan Budi Gunawan sebagai calon Kapolri. Ia juga menyatakan bahwa semua syarat untuk penunjukan tersebut sebenarnya sudah terpenuhi.

"Hari itu, Ibu (Megawati-red) sedang marah betul dengan Pak Jokowi karena dibatalkannya Pak BG pada waktu itu sebagai calon Kapolri," ucap Romy.

Kisruh terkait penunjukan Kapolri ini menjadi puncak dari ketegangan yang terjadi antara Jokowi dan Megawati. Dalam situasi yang seharusnya menjadi momen bersatunya PDIP dan pemerintahan Jokowi, terjadi perbedaan pandangan yang mengakibatkan ketidakharmonisan. Konflik ini pun menjadi salah satu titik balik penting dalam perjalanan politik di Indonesia.

Sebagai hasilnya, perjalanan politik selalu sarat dengan dinamika dan perubahan. Kisah ini menjadi sebuah pelajaran bahwa kepentingan politik dan keputusan yang diambil dalam suatu partai atau pemerintahan tidak selalu berjalan sesuai rencana. Sebuah kebijakan yang tampaknya telah tersusun dengan baik bisa berubah dengan cepat dan membawa dampak yang tak terduga.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Dadan Hamdani

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X