Rangkasbitung Masuk Kota Apa? Apa Kaitannya dengan Buku Max Havelaar yang Legendaris?

photo author
- Sabtu, 29 Maret 2025 | 12:18 WIB
Eduard Douwes Dekker, asisten residen Belanda yang menulis buku legendaris Max Havelaar dengan nama samaran Multatuli. (Istimewa)
Eduard Douwes Dekker, asisten residen Belanda yang menulis buku legendaris Max Havelaar dengan nama samaran Multatuli. (Istimewa)

Rangkasbitung Masuk Kota Apa? Mengenal Ibu Kota Kabupaten Lebak yang Kaya Sejarah

PURWAKARTA ONLINE - Rangkasbitung—nama ini mungkin masih asing di telinga sebagian orang.

Namun, bagi warga Banten, kota kecil ini adalah jantung dari Kabupaten Lebak.

Lalu, sebenarnya Rangkasbitung masuk kota apa?

Jawabannya: Rangkasbitung bukanlah kota, melainkan ibu kota Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.

Rangkasbitung: Pusat Pemerintahan yang Sarat Sejarah

Rangkasbitung awalnya hanyalah hutan bambu belantara.

Pada 1849, Patih Jahar diperintahkan Bupati Lebak kala itu, Raden Tumenggung Adipati Karta Natanagara, untuk mencari lokasi baru ibu kota kabupaten.

Setahun kemudian, pembangunan sarana pemerintahan seperti alun-alun, pendopo, dan Masjid Agung dimulai.

Pada 31 Maret 1851, Rangkasbitung resmi menjadi ibu kota Kabupaten Lebak, menggantikan Warunggunung.

Kota ini juga memiliki kaitan erat dengan sastra dunia.

Eduard Douwes Dekker, asisten residen Belanda yang menulis buku legendaris Max Havelaar dengan nama samaran Multatuli, pernah bertugas di sini.

Nama Multatuli kini diabadikan sebagai nama jalan protokoler di dekat alun-alun.

Geografis dan Demografi: Kota yang Dihuni 137 Ribu Jiwa

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Enjang Sugianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X