PAFI Lahir di Masa Revolusi, 41 Hari Setelah Ibukota Republik Indonesia Pindah ke Yogyakarta

photo author
- Jumat, 28 Maret 2025 | 16:34 WIB
Pertemuan Sultan Hamengku Buwono IX dengan Presiden Soekarno. PAFI, organisasi farmasi yang lahir di tengah revolusi kemerdekaan Indonesia, dari Yogyakarta hingga seluruh Indonesia. (Foto: Kemendikbud)
Pertemuan Sultan Hamengku Buwono IX dengan Presiden Soekarno. PAFI, organisasi farmasi yang lahir di tengah revolusi kemerdekaan Indonesia, dari Yogyakarta hingga seluruh Indonesia. (Foto: Kemendikbud)

PAFI, Jejak Perjuangan Ahli Farmasi Indonesia dari Masa Revolusi Kemerdekaan hingga Kini

PURWAKARTA ONLINE - Di Yogyakarta pada 13 Februari 1946, di tengah gejolak revolusi mempertahankan kemerdekaan, sekelompok ahli farmasi berkumpul. Mereka bersepakat mendirikan Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI), sebuah organisasi yang kelak menjadi pilar penting dalam dunia kefarmasian nasional. Lahir di masa sulit, PAFI hadir bukan hanya untuk memajukan profesi, tetapi juga mendukung perjuangan bangsa.

Bagaimana tidak, Yogyakarta kala itu menjadi ibu kota Republik Indonesia pada tanggal 4 Januari 1946. Melalui perpindahan ibu kota yang dilakukan secara diam-diam dari Jakarta, demi menjaga kedaulatan Republik Indonesia. 41 hari setelah kepindahan Ibukota Republik Indonesia dari Jakarta ke Yogyakarta, lahirlah PAFI.

Lahir di Tengah Kobaran Revolusi, Obat-obatan Sebagai Amunisi Perjuangan

Tahun 1946, Indonesia masih berjuang melawan kolonialisme. Kebutuhan akan obat-obatan dan tenaga farmasi yang terlatih sangat mendesak. Di sinilah PAFI didirikan di Yogyakarta, dengan misi utama:

- Menyatukan ahli farmasi dalam satu wadah profesional.

- Menjamin ketersediaan obat yang aman dan berkualitas.

- Membangun standar praktik kefarmasian yang beretika.

Ekspansi ke Seluruh Indonesia

Setelah kemerdekaan, PAFI mulai berkembang. Cabang-cabangnya didirikan di berbagai daerah, termasuk Kalimantan Timur dan Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara. Di setiap wilayah, PAFI berperan:

- Meningkatkan kompetensi tenaga farmasi melalui pelatihan.

- Bekerja sama dengan pemerintah dalam penyusunan regulasi obat.

- Memastikan distribusi obat merata hingga pelosok negeri.

Di Kalimantan Timur, PAFI aktif mengadvokasi kebijakan farmasi yang berpihak pada masyarakat. Sementara di Bolaang Mongondow, organisasi ini membantu meningkatkan akses layanan kesehatan melalui apoteker lokal.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Enjang Sugianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X