Strategi Kolonial Belanda Berdasarkan Observasi Snouck Hurgronje yang Mengubah Sejarah Aceh dan Indonesia

photo author
- Sabtu, 10 Agustus 2024 | 22:31 WIB
Snouck Hurgronje alias Abdul Ghaffar di Mekkah (Ist)
Snouck Hurgronje alias Abdul Ghaffar di Mekkah (Ist)

Menurut Snouck, Islam berbeda dari Katolik dalam hal struktur hierarkinya. Dalam Islam, agama dan politik sering kali dianggap tidak dapat dipisahkan.

Oleh karena itu, ia merekomendasikan agar pemerintah kolonial memperlakukan agama Islam dengan cara yang berbeda dibandingkan dengan agama lain.

Ia menyarankan agar pemerintah tidak mengganggu aktivitas ibadah umat Muslim selama tidak mengancam kekuasaan kolonial.

Selain itu, pemerintah kolonial juga disarankan untuk memperbaiki tempat ibadah dan memberikan kemudahan dalam pelaksanaan ibadah haji, dengan tujuan agar Islam tidak menjadi ancaman bagi kekuasaan kolonial.

Dalam bidang sosial, Snouck menganjurkan pemerintah untuk memanfaatkan adat kebiasaan lokal dan menggalakkan masyarakat untuk tetap berpegang pada adat tersebut.

Baca Juga: Rahasia Sukses Meningkatkan Penjualan dengan Jasa Like dan Komen di Media Sosial

Dengan cara ini, diharapkan pengaruh ajaran Islam dalam hukum dan peraturan dapat diminimalisir.

Snouck merasa bahwa hukum Islam harus diadaptasi agar sesuai dengan hukum adat dan kenyataan politik yang ada.

Kritikan terhadap Snouck Hurgronje

Meskipun Snouck Hurgronje diakui sebagai seorang akademisi dan peneliti ulung, pandangan dan metode yang digunakannya dalam penanganan masalah Islam sering kali menjadi kontroversi.

Beberapa kritik, seperti dari Van Koningsveld, menyebutkan bahwa studi Snouck dipengaruhi oleh agenda misionaris dan imperialisme.

Koningsveld berpendapat bahwa Snouck menggunakan kedok keislaman untuk menyamarkan niat kolonialnya dan memanipulasi situasi untuk kepentingan Belanda.

Baca Juga: Pendapat Gus Baha Mengenai Snouck Hurgronje, Orientalis yang Dipercaya Hafal Al-Qur'an

Lebih lanjut, kritik juga muncul dari penilaian bahwa Snouck, meskipun seorang sarjana, juga terlibat dalam politik kolonial dengan cara yang licik.

Sebagai contoh, dia berperan sebagai penasihat strategis dalam ekspedisi militer Belanda untuk menaklukkan Aceh, yang menunjukkan bahwa penelitiannya sering kali dipengaruhi oleh kepentingan politik dan imperialisme.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Enjang Sugianto

Sumber: Channel Badarussyamsi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X