Kerajaan Pajajaran, yang pernah menjadi kekuatan besar di wilayah ini, meninggalkan warisan berharga dalam bentuk seni, budaya, dan tradisi.
Masyarakat di sekitar Wanayasa mungkin menjaga dengan erat rahasia ritual dan tradisi yang diwariskan oleh leluhur mereka, menciptakan jembatan sejarah yang menghubungkan masa lalu dan masa kini.
Sinkretisme Islam: Merajut Tradisi dengan Keyakinan
Menariknya, meskipun masyarakat yang terlibat dalam "Hajat Mulud" beragama Islam, jejak-jejak sinkretisme terlihat jelas dalam ritual keagamaan mereka.
Terebang, yang pada dasarnya adalah alat musik tradisional, menjadi penanda perpaduan antara tradisi Sunda lama dengan ajaran Islam.
Di daerah Ciseureuh, tidak kurang dari 17 lagu buhun terebangan menggunakan bahasa Sunda kuno, mengisyaratkan keberlanjutan tradisi dalam konteks keagamaan.
Baca Juga: Koin 1000 Rupiah TE 1993 Ditarik dari Peredaran, Harga Langsung Selangit di Pasar Online
Contoh nyata sinkretisme ini terlihat dalam upacara selamatan bayi, di mana terebangan bukan hanya sekadar pendamping pembacaan wawacan, melainkan menjadi bagian esensial dari ritual tersebut.
Sebuah fenomena yang memperlihatkan betapa kuatnya akar budaya dan kearifan lokal, bahkan ketika memasuki alam keagamaan.
Mengenal Lagu Buhun di Ciseureuh: "Ayun Ambing" dan Keajaiban Bahasa Sunda Kuno
Dalam perjalanan kita menelusuri jejak seni Sunda kuno di Ciseureuh, lagu-lagu buhun menarik perhatian.
Salah satunya adalah "Ayun Ambing," sebuah komposisi yang sepenuhnya mengggunakan bahasa Sunda buhun.
Inilah bukti otentik kelestarian bahasa dan budaya, menghidupkan kembali nuansa zaman Kerajaan Pajajaran.
Dari ritus "Hajat Mulud" hingga lagu-lagu buhun, Purwakarta mengajarkan kita bahwa sejarah adalah cerita yang hidup.
Artikel Terkait
Link Nonton Anime Frieren Beyond Journeys End Sub Indo Gratis: Petualangan Terakhir Frieren di Episode 13
Purwakarta, Basis Logistik Kerajaan Mataram: Jejak Sejarah di Masa Lampau
Sejarah Kerajaan Saung Agung di Purwakarta: Berani Menentang Kerajaan Sunda dan Paling Akhir Ditaklukkan Kerajaan Cirebon
Misteri Petilasan Batu Kasur Cibeber: Jejak Peninggalan Kerajaan Saung Agung di Purwakarta
Gibran Tertutup dari Wartawan: Silaturahmi Berbau Politik di Solo
Gibran dan Para Ibu Nyai Pesantren: Silaturahmi yang Diduga Berisi Kampanye
Fenomena Unik: Uang Koin Rp 1.000 Kelapa Sawit 1993, Harganya Tembus Rp 100 Juta!
Koin 1000 Rupiah TE 1993 Ditarik dari Peredaran, Harga Langsung Selangit di Pasar Online
Kaesang Pangarep Dukung Debat Cawapres: Gibran Rakabuming Raka siap mengikuti debat!
Masuki Tahapan Kampanye Pemilu 2024, Ini yang Dilakukan Panwaslu Kiarapedes