Purwakarta Online - Keracunan tembaga (copper poisoning) merupakan salah satu penyakit metabolik paling berbahaya pada domba, menyebabkan kematian mendadak dan kerugian ekonomi yang tinggi. Dua bentuk keracunan tembaga dikenal, yakni akut dan kronis, dengan bentuk kronis (chronic copper poisoning/CCP) paling sering terjadi. Artikel ini mengulas literatur ilmiah terkini terkait etiologi, patogenesis, gejala klinis, diagnosis, hingga strategi pencegahan CCP pada domba. Penekanan utama diberikan pada mekanisme akumulasi tembaga di hati, pemicu pelepasan mendadak ke dalam darah, serta peran penting faktor lingkungan dan manajemen dalam memperparah atau mencegah kejadian tersebut.
Pendahuluan
Tembaga (Cu) adalah mineral esensial yang dibutuhkan dalam berbagai proses biologis seperti metabolisme zat besi, pembentukan jaringan ikat, enzim antioksidan, dan respons imun. Namun pada domba, sistem ekskresi tembaga melalui empedu sangat terbatas, menjadikannya spesies yang paling rentan terhadap toksisitas tembaga dibandingkan ternak lain seperti sapi, babi, atau unggas.
CCP terjadi akibat akumulasi jangka panjang tembaga di hati, tanpa gejala klinis awal. Ketika kapasitas penyimpanan hati terlampaui, tembaga dilepaskan ke darah dan menyebabkan hemolisis akut, anemia berat, dan kematian dalam waktu singkat.
Etiologi dan Epidemiologi
Terdapat dua jenis utama keracunan tembaga pada domba:
- Keracunan Akut: Terjadi akibat konsumsi atau injeksi tembaga dalam dosis tinggi secara tiba-tiba. Umumnya jarang terjadi, namun sangat fatal.
- Keracunan Kronis (CCP): Terjadi akibat konsumsi tembaga dalam dosis subklinis namun terus-menerus, disertai rendahnya asupan antagonis tembaga seperti molibdenum (Mo), sulfur (S), seng (Zn), dan besi (Fe).
Beberapa faktor risiko utama CCP adalah:
- Breed/genetik (misalnya, domba North Ronaldsay lebih rentan, sementara Merino lebih toleran),
- Pakan kaya konsentrat dan miskin hijauan,
- Lingkungan dengan kadar Cu tinggi akibat pupuk kandang babi atau limbah industri,
- Penggunaan suplemen atau pakan unggas/sapi yang mengandung Cu tinggi.
Patogenesis