Social Farming di Austria: Praktik Inklusif dalam Pertanian Keluarga untuk Pemberdayaan Sosial

photo author
- Kamis, 17 Juli 2025 | 15:11 WIB
KWT Barmulita. Panduan praktis tentang cara membangun pertanian terpadu dalam skala kecil dengan mengintegrasikan tanaman dan hewan, penerapan konsep pertanian organik, pemanfaatan teknologi, serta menjaga keberlanjutan lingkungan. Dalam upaya untuk menjaga keseimbangan kehidupan dan lingkungan. (Foto: Kelompok Tani Barong Mulya/Enjang Sugianto)
KWT Barmulita. Panduan praktis tentang cara membangun pertanian terpadu dalam skala kecil dengan mengintegrasikan tanaman dan hewan, penerapan konsep pertanian organik, pemanfaatan teknologi, serta menjaga keberlanjutan lingkungan. Dalam upaya untuk menjaga keseimbangan kehidupan dan lingkungan. (Foto: Kelompok Tani Barong Mulya/Enjang Sugianto)

Purwakarta Online - Austria dikenal sebagai negara dengan tradisi kuat pertanian keluarga dan sistem kesejahteraan sosial yang maju. Dalam dekade terakhir, muncul tren pertanian sosial (social farming) yang menggabungkan produksi pertanian dengan fungsi sosial seperti terapi, pelatihan kerja, dan inklusi sosial. Praktik ini dilakukan oleh petani keluarga dengan dukungan kebijakan agraria dan kesejahteraan nasional. Studi ini mereview pengalaman Austria dalam menerapkan social farming berbasis keluarga (family-based social farming), serta menganalisis tantangan dan peluang replikasinya di negara berkembang seperti Indonesia.

1. Pendahuluan
Social farming di Austria merupakan bagian dari pendekatan multifungsi pertanian yang diakui dalam Common Agricultural Policy (CAP) Uni Eropa. Pendekatan ini bertujuan memberikan layanan sosial berbasis pertanian kepada individu yang mengalami keterbatasan, seperti penyandang disabilitas, lansia, dan penganggur jangka panjang.

Austria menjadi model ideal karena 94% pertanian di negara ini merupakan pertanian keluarga, yang beroperasi secara organik atau semi-organik, dan memiliki hubungan kuat dengan komunitas lokal.

2. Model Pertanian Sosial di Austria
Menurut Di Iacovo & O’Connor (2009) dan Dessein et al. (2013), terdapat dua model utama:

2.1. Care Farming
Fokus pada terapi dan perawatan sosial

Contoh: pertanian menyediakan tempat tinggal dan aktivitas harian bagi penyandang autisme

Didukung oleh sistem asuransi kesehatan nasional

Mitra: rumah sakit, organisasi sosial, dan departemen pertanian

2.2. Green Care
Mewakili spektrum luas kegiatan sosial berbasis pertanian

Termasuk pelatihan kerja, sekolah pertanian inklusif, dan aktivitas lansia

Dijalankan oleh petani secara sukarela atau dengan dukungan insentif

Kegiatan: berkebun, merawat ternak, membuat produk olahan

3. Studi Kasus: Peternakan Sosial di Styria
Lokasi: Provinsi Styria (Steiermark)

Operator: Petani pasangan suami istri dengan 20 ekor sapi perah

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ichwansyah Wiradimadja

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X