Abon, nugget, telur asin, kerupuk kulit, hingga susu kambing fermentasi.
Nilai tambah tinggi dibanding menjual produk mentah.
Usaha ini bisa dijalankan oleh anggota perempuan kelompok (sinergi gender).
6. Usaha Eduwisata Ternak Mini
Membuka kandang untuk anak-anak sekolah sebagai tempat belajar.
Biaya masuk kecil, tetapi jika rutin bisa menambah pendapatan kelompok.
Edukasi dapat dipadukan dengan penjualan produk lokal (telur, susu, pupuk).
Strategi Agar Untung Cepat Terasa
Rotasi Panen Cepat → pilih usaha dengan siklus <4 bulan (ayam joper, lele).
Diversifikasi Produk → jangan hanya jual hewan hidup, tetapi juga olahan dan limbah.
Kerja Sama Pasar → jalin kontrak dengan pengepul, restoran, atau koperasi.
Pembagian Hasil Bertahap → keuntungan dibagi per siklus agar anggota langsung merasakan manfaat ekonomi.
Kesimpulan
Usaha kelompok ternak di desa tidak harus selalu dimulai dengan modal besar. Dengan memilih jenis ternak cepat panen, mengolah limbah menjadi produk bernilai tambah, serta menjalankan usaha secara kolektif, kelompok dapat memperoleh manfaat ekonomi dalam waktu relatif singkat. Kombinasi antara usaha utama (ayam, lele, kambing) dengan usaha pendukung (pupuk organik, produk olahan, eduwisata) dapat menciptakan keberlanjutan ekonomi sekaligus meningkatkan daya saing kelompok ternak di desa.
Referensi
- Kementerian Pertanian Republik Indonesia. (2022). Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan 2022. Jakarta: Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian.
- FAO. (2019). Small-scale livestock farming: Opportunities for sustainable rural livelihoods. Rome: FAO.
Artikel Terkait
Petani Purwakarta Bakal Usulkan Sentra Pertanian Terpadu di Mimbar Sarasehan KTNA Jabar 2025
Peran Perempuan dalam Resiliensi Peternakan dan Diversifikasi Usaha: Sebuah Perspektif Sosial-Ekonomi
Memulai Bisnis Ternak di Tengah Krisis Ekonomi: Tantangan, Inovasi, dan Pengelolaan Lingkungan