Green Care di Belanda: Pertanian Sebagai Terapi dan Reintegrasi Sosial

photo author
- Kamis, 17 Juli 2025 | 15:17 WIB
Petugas POPT Hafid Adnan (kiri) dan Penyuluh Pertanian Atang Kusmana (kanan) sedang cek tanaman padi yang terkena serangan hama penggerek batang (bebeluk). Foto diambil di sawah yang digarap oleh Bidin di Kelompok Tani Barong Mulya, Desa Pusakamulya, Kecamatan Kiarapedes, Purwakarta (Jumat, 13/6/202 (Dok. PURWAKARTA ONLINE/Enjang Sugianto)
Petugas POPT Hafid Adnan (kiri) dan Penyuluh Pertanian Atang Kusmana (kanan) sedang cek tanaman padi yang terkena serangan hama penggerek batang (bebeluk). Foto diambil di sawah yang digarap oleh Bidin di Kelompok Tani Barong Mulya, Desa Pusakamulya, Kecamatan Kiarapedes, Purwakarta (Jumat, 13/6/202 (Dok. PURWAKARTA ONLINE/Enjang Sugianto)

Purwakarta Online - Belanda adalah pelopor dalam pengembangan Green Care atau zorgboerderij—pertanian yang sekaligus berfungsi sebagai tempat terapi dan kegiatan sosial bagi lansia, penderita demensia, anak berkebutuhan khusus, hingga penyandang gangguan kejiwaan ringan. Saat ini, lebih dari 1.200 peternakan sosial beroperasi di Belanda, menyatukan produktivitas pertanian dengan kebermanfaatan sosial. Artikel ini mengulas model, manfaat, serta tantangan Green Care Belanda, serta relevansinya sebagai alternatif kebijakan pertanian dan kesejahteraan di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.

1. Latar Belakang
Green care adalah konsep yang memadukan produksi pertanian dan jasa sosial di satu lokasi, dilakukan oleh petani atau lembaga sosial. Di Belanda, istilah ini dikenal sebagai zorglandbouw (care farming), dan telah berkembang sejak awal 1990-an. Awalnya hanya beberapa pilot project, kini menjadi gerakan nasional yang didukung pemerintah, asuransi kesehatan, dan masyarakat.

Peningkatan jumlah lansia, kebutuhan akan perawatan informal yang terjangkau, serta pencarian ruang terapi alami mendorong pertanian menjadi bagian dari sistem kesehatan masyarakat.

2. Model Zorgboerderij di Belanda
2.1. Struktur Operasional
Operator: Petani keluarga, LSM, atau koperasi

Kegiatan utama: Merawat ternak, berkebun, membuat produk olahan (roti, selai, sabun)

Peserta: Lansia, penderita Alzheimer, anak berkebutuhan khusus, klien rehabilitasi sosial

Waktu kunjungan: 1–5 hari/minggu, tergantung kebutuhan dan kontrak

2.2. Sumber Pembiayaan
Asuransi kesehatan publik (dengan sistem “voucher pelayanan”)

Subsidi dari Kementerian Kesehatan dan Pertanian

Pembayaran langsung dari keluarga (out-of-pocket)

Dukungan donatur atau gereja untuk kelompok rentan

3. Manfaat Multidimensi
Dimensi Manfaat Zorgboerderij
Psikologis Penurunan stres, rasa percaya diri meningkat
Fisik Aktivitas motorik meningkat, terutama bagi lansia
Sosial Meningkatkan interaksi sosial dan rasa diterima
Ekonomi Diversifikasi pendapatan petani, penciptaan lapangan kerja
Kognitif Perlambatan gejala demensia melalui aktivitas harian

Penelitian oleh Hassink & Hulsink (2011) menunjukkan bahwa klien lansia yang mengikuti program zorgboerderij menunjukkan perbaikan mood dan fungsi kognitif yang signifikan dibandingkan perawatan di panti konvensional.

4. Tantangan dan Peluang
Peluang:
Integrasi sistem pertanian dan perawatan kesehatan

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ichwansyah Wiradimadja

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X