Tim Penelitian “Civic Local Wisdom” UPI Kampus Cibiru Berhasil Menyelesaikan Penelitian Mengenai “Penguatan Identitas Nasional Melalui Transformasi Masyarakat Adat Berbasis Civic Empowerment” untuk Menjamin Keadilan Sosial Berkelanjutan bagi Masyarakat Adat
PURWAKARTA ONLINE - Penelitian yang dilaksanakan oleh Tim “Civic Local Wisdom” dari Kampus UPI di Cibiru mengenai “penguatan identitas nasional melalui transformasi masyarakat adat berbasis civic empowerment” dengan metode grounded theory di Kampung Tajur, Desa Pansanggrahan, Kecamatan Bojong, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, yang dilaksanakan pada Juli 2025 hingga September 2025 berhasil merampungkan konsep atau indikator transformatif untuk keberlangsungan hidup masyarakat adat, pemberdayaan masyarakat, termasuk untuk penguatan identitas nasional.
Ketua tim peneliti yaitu Dr. Tita Mulyati, M.Pd., dengan anggota Dr. Agil Nanggala, M.Pd., S. Nailul Muna Aljamaliah, M.Pd., M. HusenArifin, M.Pd., Dr. Dinie Anggraeni, M.Pd., Alya Rahmadiyani, serta partisipan Fauzan Nurhikmah.
Praksis riset ini bersifat kualitatif dengan metode grounded theory, dengan teknik pengumpulan data yaitu wawancara, studi observasi juga studi dokumentasi, dengan visi untuk memperkuat identitas nasional berbasis kearifan lokal atau kebudayaan nusantara vital dengan memuat adaptasi pada teknologi digital dan modernisasi, yaitu transformasi masyarakat adat berbasis civic empowerment, agar masyarakat adat bisa mandiri, sejahtera, terlindungi dan bahagia.
Temuan penelitian menegaskan bahwa Kampung Tajur, Kecamatan Bojong, Kabupaten Purwakarta telah memenuhi secara basic atau dasar atas indikator masyarakat adat bersifat transformatif yaitu:
- Tata kelola pemerintahan dan partisipasi warga negara yang modern dan berbasis hukum,
- Kearifan lokal dan tanah ulayat yang dilestarikan secara persisten,
- Terbuka pada modernisasi secara bijaksana dan cerdas,
- Optimasi teknologi digital untuk pemasaran pariwisata dan kerajinan tangan, dan
- Komitmen terhadap pembangunan berkelanjutan.
Temuan itu selaras dengan basis teori yang dioptimalkan pada riset ini seperti Higgins (1999) tentang civic empowerment yang menegaskan pemberdayaan warga negara harus inklusif, menyeluruh dan berbasis potensi atau kompetensi, untuk visi kesejahteraan dan kemandirian warga negara yang berkelanjutan.
Selanjutnya dari Nanggala (2025) Praksis PKn berbasis Community Civic yang menegaskan community civic menjadi wahana memecahkan masalah sosial, memberdayakan masyarakat, melestarikan kebudayaan atau kearifan lokal, dan melindungu keberlangsungan lingkungan hidup.
Diharapkan hasil penelitian ini bisa berdampak pada peningkatan perlindungan hukum pada masyarakat adat dan aksi kolaborasi pentahelix dalam mewujudkan keadilan sosial inklusif.
Penelitian ini juga berhasil merampungkan luaran yaitu kerja sama strategis antara Kampus UPI di Cibiru dengan Media Urang Purwakarta.***