Enjang Sugianto, PLD di Kecamatan Kiarapedes, menegaskan bahwa keberhasilan pembangunan ini tak lepas dari proses perencanaan yang partisipatif.
“Perencanaan melibatkan masyarakat sejak awal. Dari Musyawarah Dusun, RPJM Desa, Musdes RKP Desa tahunan, sampai ditetapkan di APBDes. Unsur masyarakat, termasuk kelompok tani, ikut terlibat,” jelasnya.
Baca Juga: Sidak Wakil Bupati di Sukatani Bongkar Masalah Disiplin Perangkat Desa Canting Utara
Dengan cara ini, apa yang dibangun benar-benar sesuai kebutuhan warga.
Di sela monev, suasana keakraban terasa kental. Tim monev dan awak PURWAKARTA ONLINE disuguhi wajit khas Parakan Garokgek berbahan nanas, ketan, dan gula aren, lengkap dengan agar-agar.
Sajian sederhana, tapi penuh makna. Simbol keramahan dan rasa memiliki warga terhadap pembangunan di desanya.
Menutup kegiatan, tim kecamatan kembali mengingatkan pentingnya penyelesaian laporan akhir tahun.
Pelaporan Dana Desa 2025 harus rampung sebelum Januari 2026, mengingat Februari sudah masuk agenda Musrenbang Kecamatan.
Baca Juga: Batik Malessa, Rumah Harapan Perempuan Solo yang Menggerakkan Ekonomi Keluarga
Pesannya jelas: administrasi rapi, pembangunan tepat sasaran, dan manfaatnya dirasakan warga.
Dari jembatan besi yang kokoh hingga senyum anak-anak pengajian yang kini melintas dengan aman, Dana Desa 2025 di Parakan Garokgek menunjukkan satu hal penting.
Ketika perencanaan melibatkan warga dan pengawasan dilakukan bersama, pembangunan desa bukan sekadar angka di laporan, tapi nyata hadir dalam kehidupan sehari-hari masyarakat.***