Baca Juga: Ungkap Saham Puma Melonjak 14 Persen Setelah Merosot 62 Persen Sepanjang Tahun Ini
Tetapi seperti diingatkan banyak ulama, konflik di NU sering kali bukan persoalan ambisi, melainkan bagian dari mekanisme pendidikan moral ala pesantren.
Di tengah derasnya arus informasi digital, PBNU menekankan pentingnya kehati-hatian.
“Dokumen yang tidak resmi dapat menyesatkan dan merugikan jamaah,” demikian garis besar penjelasan PBNU dalam surat klarifikasi itu.
Bagi warga Nahdliyyin, perbedaan pandangan di tubuh NU bukan hal baru.
Tetapi kali ini, kasusnya menjadi sorotan luas karena menyangkut kepemimpinan puncak organisasi Islam terbesar di Indonesia.
Meski begitu, publik berharap dinamika ini bisa kembali mereda dan NU melanjutkan tradisinya sebagai rumah besar yang penuh rahmah.***