Baca Juga: Ungkap Saham Puma Melonjak 14 Persen Setelah Merosot 62 Persen Sepanjang Tahun Ini
Tetapi seperti diingatkan banyak ulama, konflik di NU sering kali bukan persoalan ambisi, melainkan bagian dari mekanisme pendidikan moral ala pesantren.
Di tengah derasnya arus informasi digital, PBNU menekankan pentingnya kehati-hatian.
“Dokumen yang tidak resmi dapat menyesatkan dan merugikan jamaah,” demikian garis besar penjelasan PBNU dalam surat klarifikasi itu.
Bagi warga Nahdliyyin, perbedaan pandangan di tubuh NU bukan hal baru.
Tetapi kali ini, kasusnya menjadi sorotan luas karena menyangkut kepemimpinan puncak organisasi Islam terbesar di Indonesia.
Meski begitu, publik berharap dinamika ini bisa kembali mereda dan NU melanjutkan tradisinya sebagai rumah besar yang penuh rahmah.***
Artikel Terkait
Abang Ijo Hapidin Resmi Pimpin PSI Jabar, Pegiat Pertanian NU Ini Siap Berkontribusi Lebih
Kader Muslimat NU Sumbersari Pimpin Koperasi Desa Merah Putih Melalui Musdesus
Banser NU Ikut Latihan HUT Bhayangkara 2025 di Monas, Meski Panas dan Hujan Tak Surutkan Semangat
Prabowo Subianto: NU dan PKB Suntik Keberanian Saya Hadapi Ketidakadilan di Indonesia!
Harlah PKB ke-27, Prabowo Dapat Suntikan Keberanian dari NU, Petani, dan Buruh
Target PBNU: Bangun 1.000 Dapur MBG di Lingkungan NU, Dimulai dari Pesantren Cipulus Purwakarta
PBNU Bangun Dapur MBG di Pesantren Cipulus Purwakarta, Target 1000 Titik di Lingkungan NU
Dimulai dari Cipulus, PBNU Bangun Dapur MBG di 1.000 Titik Pesantren dan Sekolah NU Se-Indonesia
Purwakarta Jadi Titik Awal, PBNU Resmikan Dapur MBG dan Konsolidasi Syuriyah NU se-Jawa Barat
Ketua NU Purwakarta: Jangan Seret Nama Besar, Hukum Harus Adil dalam Kasus Kuota Haji