PURWAKARTA ONLINE - Efisiensi Rp300 triliun APBN 2025 jadi langkah berani Prabowo. Namun, analis menilai dampaknya ke inflasi, defisit, dan ekonomi riil perlu dicermati.
Presiden Prabowo Subianto dalam Sidang Tahunan MPR RI 2025 menegaskan telah menyelamatkan Rp300 triliun dari APBN 2025 yang dinilai rawan diselewengkan.
Pemangkasan anggaran dilakukan pada pos belanja rutin seperti perjalanan dinas hingga alat tulis kantor (ATK), yang selama ini dianggap boros.
Namun, pertanyaannya: bagaimana langkah efisiensi ini berpengaruh terhadap perekonomian nasional saat ini?
Baca Juga: Buru-Buru Klik! Misteri Link Full Video Amalia Mutiya yang Bikin Netizen Heboh
Ekonomi Indonesia di Tengah Tekanan Global
Tahun 2025, Indonesia saat ini sedang menghadapi situasi ekonomi yang cukup menantang.
Inflasi berada di kisaran 3,2–3,5 persen, harga pangan global masih fluktuatif, dan nilai tukar rupiah cenderung tertekan akibat ketidakpastian suku bunga The Fed.
Di sisi lain, belanja pemerintah melalui APBN tetap menjadi motor penggerak ekonomi, terutama untuk menjaga konsumsi masyarakat dan mendorong investasi infrastruktur.
Potensi Dampak Efisiensi ke Inflasi
Dengan efisiensi Rp300 triliun, pemerintah punya ruang lebih besar untuk mengalihkan dana ke sektor produktif seperti ketahanan pangan, energi, dan infrastruktur hijau.
Jika benar terealisasi, langkah ini bisa membantu menekan inflasi dari sisi suplai.
Namun, ekonom juga mengingatkan bahwa pemangkasan pos anggaran konsumtif harus dibarengi dengan serapan belanja modal yang cepat, agar tidak menimbulkan perlambatan pertumbuhan.