news

Dedi Mulyadi Bicara Konsep Pertanian Sunda yang Terlupakan dan Harus Dihidupkan Kembali

Senin, 14 Oktober 2024 | 19:05 WIB
Dedi Mulyadi bersama petani Jawa Barat di Lembur Pakuan Subang. Jumat, 11 Oktober 2024 (Dok. Purwakarta Online)

PURWAKARTA ONLINE, Subang - Dedi Mulyadi kembali menegaskan komitmennya untuk membawa pertanian Jawa Barat ke arah yang lebih baik, dengan mengusung konsep yang berakar dari kearifan lokal.

Dalam pertemuan dengan para petani di Lembur Pakuan, Subang, Jumat malam (11/10/2024), Dedi menyampaikan pentingnya kembali ke konsep pertanian Sunda yang telah terbukti efektif dan ramah lingkungan.

"Saya memegang erat amanat karuhun (leluhur). Gunung harus ditanami bambu, di daerah cekungan harus ada embung, dan dataran rendah harus ada sawah," tegas Dedi Mulyadi dalam pidatonya.

Menjaga Hulu, Merawat Hilir

Dedi menyoroti pentingnya menjaga mata air di pegunungan sebagai sumber kehidupan bagi irigasi pertanian.

"Bendungan itu airnya dari mata air. Mata air ini harus dijaga hulunya, yang berasal dari pepohonan," jelasnya.

Tonton: Pidato Lengkap Dedi Mulyadi tentang Konsep Pertanian Sunda

Menurut Dedi, penambangan liar yang merusak hutan di hulu mata air harus segera dihentikan.

"Hutan tidak boleh gundul. Jika pertanian ingin maju, ekosistem di pegunungan harus lestari," tambahnya dengan nada tegas.

Sistem Irigasi Ala Leluhur

Dedi mengingatkan bahwa leluhur Sunda telah mewariskan sistem irigasi yang terintegrasi dengan alam.

Sayangnya, banyak yang meninggalkan warisan ini demi mengadopsi sistem asing yang ternyata tidak sesuai dengan budaya dan lingkungan di Jawa Barat.

"Infrastruktur irigasi kita, dari primer, sekunder hingga tersier, harus terhubung. Kita diwarisi bendungan, sungai, selokan, dan saluran kecil, semua itu tidak boleh terpisah," ujar Dedi.

Baca Juga: Kevin Diks Resmi Dinaturalisasi, Siap Perkuat Timnas Indonesia

Halaman:

Tags

Terkini