news

Usulan Fraksi PKS: Harga Beras Tak Turun Meski Impor Naik, Petani dan Rakyat Tetap Tertekan

Rabu, 6 Maret 2024 | 11:05 WIB
Anggota dari fraksi PKS Aus Hidayat Nur beri interupsi saat rapat paripurna guna gulirkan hak angket di DPR RI usut dugaan kecurangan Pemilu 2024 (Instagram.@fraksipksdprri)

Purwakarta Online – Anggota fraksi PKS dari dapil Jawa Barat 4, Slamet, menyoroti situasi panjangnya antrian masyarakat untuk mendapatkan beras merah, meskipun impor beras telah dilakukan sebanyak 2 juta ton pada tahun 2023 dan direncanakan mencapai 3 juta ton pada tahun 2024.

Slamet menegaskan bahwa harga beras yang mahal tidak hanya membebani rakyat, tetapi juga tidak memberikan manfaat yang seharusnya kepada para petani.

Menurut Slamet, harga beras yang tinggi seharusnya menjadi peluang bagi petani untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.

Namun, kenyataannya, harga beras yang mahal tidak mengalir ke kantong petani, melainkan tetap tinggi di pasaran.

Baca Juga: Kontroversi Program Makan Siang Gratis di Sekolah: Pendanaan Pendidikan Terancam Tergerus

Slamet menyoroti bahwa hanya 2% dari seluruh petani yang mendapatkan dukungan dari pemerintah, sementara 98% lainnya dikuasai atau dibeli oleh pihak swasta.

Hal ini menyebabkan pemerintah tidak mampu mengendalikan pasar dan harga beras tidak kunjung turun meskipun impor dilakukan.

El Nino yang sudah lewat, menurut Slamet, tidak seharusnya menjadi alasan bagi kenaikan harga beras.

Ia menekankan bahwa pemerintah harus serius mengatasi masalah logistik dalam rantai pasok pangan untuk memastikan kesejahteraan petani tetap terjaga.

Baca Juga: DPR RI Dukung Penggunaan Hak Angket untuk Selidiki Dugaan Kecurangan Pemilu 2024

Slamet menyerukan kepada pemerintah untuk mengambil langkah serius dalam menangani permasalahan harga beras yang mahal dan menyeimbangkan antara keuntungan ekonomi dengan kesejahteraan petani serta kebutuhan rakyat akan beras yang terjangkau.

Dalam menanggapi permasalahan ini, diperlukan upaya konkret dari pemerintah dalam mengatur pasar beras agar harga tetap stabil sambil menjaga kesejahteraan petani.

Melalui upaya ini, diharapkan dapat tercipta keseimbangan yang adil antara kebutuhan rakyat akan beras dengan kesejahteraan para petani.

Slamet menutup pernyataannya dengan mengingatkan pentingnya bagi pemerintah untuk membeli seluruh potensi petani dengan baik, sehingga mereka dapat tetap merasakan manfaat dari harga beras yang tinggi di pasaran.

Baca Juga: PDIP Mendukung Wacana Hak Angket Terkait Dugaan Kecurangan Pemilu 2024, Begini Ungkap MegaWati

Halaman:

Tags

Terkini