PURWAKARTA ONLINE - Di tengah upaya besar pembangunan desa, nama Yandri Susanto kian bersinar. Ia baru saja meraih penghargaan bergengsi detikcom Awards 2025 sebagai “Tokoh Pengembangan Potensi Desa Berbasis Inovasi”.
Penghargaan diserahkan langsung dalam malam puncak detikcom Awards yang digelar di The Westin Jakarta, Selasa (25/11/2025).
Dari Kebijakan ke Prestasi Nyata: Inovasi Desa Bukan Lagi Sekadar Ide
Yandri Susanto dianggap pantas menerima penghargaan ini karena sejumlah terobosan nyata:
- Program “BumDes Siap Ekspor”: lewat program ini, ekspor perdana 18,5 ton gula semut dilakukan dari Banyumas ke Hungaria. Bukti bahwa produk desa bisa menembus pasar global.
- Inisiasi desa tematik dan konsep One Village One Product (OVOP): mengubah desa-desa jadi pusat produksi dan unggulan produk lokal.
- Pengembangan desa wisata berbasis komunitas: memanfaatkan alam dan budaya lokal sebagai daya tarik, sekaligus membuka peluang ekonomi baru bagi warga desa.
Dengan kebijakan ini, Yandri menargetkan 15.000 desa maju dan mandiri dalam lima tahun ke depan, menjadikan desa sebagai “pusat pertumbuhan ekonomi” berbasis inovasi, bukan sekadar objek pembangunan.
Baca Juga: Tips Menjaga Kesehatan Mental Ibu Hamil: Panduan Praktis dari Bidan Hilmy Hafizha di Purwakarta
“Lilin-lilin Desa” dan Asa Pemerataan : Menatap Indonesia Gemilang dari Akar Rumput
Dalam pidatonya, Yandri mengutip pepatah bahwa Indonesia tak akan bercahaya hanya dari satu obor di kota besar. “Indonesia akan bercahaya karena lilin-lilin yang ada di desa-desa.”
Pendekatan ini menegaskan bahwa desa harus menjadi fondasi pemerataan dari ekonomi, budaya, hingga kesejahteraan.
Ia juga menyampaikan optimisme bahwa visi pemerintahan akan tercapai apabila desa didorong terus, sesuai semangat pemerataan dan pembangunan dari akar rumput.
Apa Artinya untuk Warga Desa, Terutama Daerah seperti Purwakarta?
Bagi banyak desa di Indonesia (termasuk di wilayah seperti Purwakarta), penghargaan ini membawa angin segar. Artinya:
- Potensi produk lokal bisa dikembangkan, seperti gula semut, hasil pertanian, kerajinan, dan lainnya dengan peluang ekspor.
- Desa wisata bisa menjadi sumber ekonomi baru, tanpa harus bergantung pada industri berat atau urbanisasi.
- Peluang kolaborasi untuk membangun desa: pemerintah, masyarakat dan swasta bisa bersinergi untuk kemandirian desa dan peningkatan ekonomi lokal.
Baca Juga: 4.408 PPPK Paruh Waktu Dilantik di Purwakarta, Ini Dampak Besar Skema Baru ASN 2025
Kritik dan Tugas ke Depan: Tantangan Tak Sekadar Apresiasi
Artikel Terkait
KPK Tangkap Tangan Gubernur Riau Abdul Wahid, Simbol 'Anak Desa Jadi Pemimpin' Kini Hadapi Ujian Berat
Sinopsis Film "Abadi Nan Jaya" (2025): Ketika Ramuan Jamu Bangkitkan Wabah Zombie di Desa Jawa
Profil Yandri Susanto, Menteri Desa yang Kini Rayakan Ulang Tahun ke-51
Desa Wisata dan BUMDes di Kiarapedes Siap Sambut Ribuan Petani di Mimbar Sarasehan KTNA Jabar 2025
BRI Perkuat Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) Lewat AgenBRILink, Dukung Program Pemerintah
Duduluran Gara-Gara Mimbar Sarasehan KTNA Jabar 2025, Persaudaraan Petani Jabar di Desa Wisata Kampung Parakanceuri
Pemkab Purwakarta Pastikan Lunasi Utang DBHP Rp19,7 Miliar ke Seluruh Desa Bulan Ini
Utang DBHP Rp19,7 Miliar Segera Dibayar, Desa-desa di Purwakarta Bersiap Terima Haknya
Utang DBHP Purwakarta Rp19,7 Miliar Tuntas Bulan Ini, Om Zein Pastikan Desa Segera Terima Dana
Erupsi Gunung Semeru Naik Level Awas, 3 Desa Terdampak dan 178 Pendaki Terjebak di Ranu Kumbolo