Proyek Besar Trans Borneo Railway,Mimpi Satu Dekade yang Bangkit, Menyatukan Sabah, Sarawak, Brunei, dan Kalimantan

photo author
- Jumat, 15 Agustus 2025 | 15:00 WIB
Foto Ilustrasi - Menteri Perhubungan Malaysia, Anthony Loke Siew Fook menyebut studi kelayakan proyek kereta api Trans Borneo rampung pada kuartal ketiga 2026.  ((Unsplah/Johannes Plenio))
Foto Ilustrasi - Menteri Perhubungan Malaysia, Anthony Loke Siew Fook menyebut studi kelayakan proyek kereta api Trans Borneo rampung pada kuartal ketiga 2026. ((Unsplah/Johannes Plenio))

PURWAKARTA ONLINE - Proyek Kereta Api Trans Borneo kembali hidup setelah 10 tahun wacana. Menghubungkan Sabah, Sarawak, Brunei, dan Kalimantan.

Di tengah hiruk-pikuk pembangunan Asia Tenggara, sebuah mimpi lama kembali berdenyut.

Kereta Api Trans Borneo—proyek ambisius yang akan menghubungkan Sabah, Sarawak, Brunei, dan Kalimantan, Indonesia—kini resmi memasuki fase studi kelayakan yang semakin mendekatkan mimpi ini pada kenyataan.

Proyek ini bukan sekadar jalur rel baja, melainkan urat nadi baru yang dapat mengubah wajah mobilitas di jantung Pulau Borneo.

Baca Juga: Nama Amalia Mutya Meledak di TikTok & X, Akun Menghilang Bikin Netizen Makin Penasaran!

Mimpi yang Hidup Kembali

Gagasan jalur kereta lintas negara ini pertama kali diusulkan pada 2015 oleh mantan Perdana Menteri Datuk Seri Najib Razak kepada Presiden Indonesia saat itu, Joko Widodo.

Selama hampir satu dekade, ide tersebut terombang-ambing di antara proposal, kajian, dan prioritas pembangunan lain—hingga akhirnya kini hidup kembali.

Menteri Perhubungan Malaysia, Anthony Loke Siew Fook, mengumumkan bahwa studi kelayakan dimulai pada Juni 2025 dan ditargetkan rampung pada kuartal ketiga 2026.

Studi ini mencakup jalur kereta lintas Kalimantan di Sabah dan Sarawak, lengkap dengan analisis teknis, komersial, sosial-ekonomi, hingga manfaat sosial.

Baca Juga: Modus Mengejutkan Ade Mulyana dalam Pembunuhan Dea Permata Kharisma di Jatiluhur Purwakarta

“Hasil utama dari konsultan akan mencakup rencana strategis, jadwal implementasi, rencana tindakan, dan garis waktu, sekaligus memastikan dukungan dari semua pemangku kepentingan,” jelas Loke, Kamis (14/8/2025).

Bukan Sekadar Rel

Proyek ini telah mendapatkan alokasi RM7 juta atau sekitar Rp26 miliar dari pemerintah federal Malaysia untuk membiayai studi awal.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Dadan Hamdani

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X