Fokus Ketahanan Pangan, Rapat Gabungan Desa Pusakamulya Kiarapedes Purwakarta

photo author
- Senin, 20 Januari 2025 | 23:21 WIB
Rapat gabungan Desa Pusakamulya bahas ketahanan pangan bersama Gapoktan, TNI, penyuluh pertanian, BPD, PLD, dan pemerintah desa, Senin (20/1/2025). Fokus pada solusi air, pupuk bersubsidi, dan lumbung pangan. (Dok. Purwakarta Online/E. Hasanudin Tole)
Rapat gabungan Desa Pusakamulya bahas ketahanan pangan bersama Gapoktan, TNI, penyuluh pertanian, BPD, PLD, dan pemerintah desa, Senin (20/1/2025). Fokus pada solusi air, pupuk bersubsidi, dan lumbung pangan. (Dok. Purwakarta Online/E. Hasanudin Tole)

PURWAKARTA ONLINE – Dalam upaya memperkuat ketahanan pangan, Desa Pusakamulya, Kecamatan Kiarapedes, Kabupaten Purwakarta, menggelar rapat gabungan di Ruang Badami, Sekretariat Gapoktan Pusaka Mandiri, Sabtu (20/01) malam.

Acara ini melibatkan berbagai pihak, termasuk Ketua Gapoktan Asep Rahmat Saleh Setiaji, S.H., alias Zaenx, Babinsa Sertu Ahmad Fathur Rohman, Penyuluh Pertanian Atang Rusmana, Ketua BPD Ali Hasanudin, Pendamping Lokal Desa (PLD) Enjang Sugianto, Kepala Desa Hj. Nunung Rahayu, serta tokoh-tokoh petani setempat.

Babinsa Desa Pusakamulya, Faturohman, dalam pemaparannya menekankan pentingnya program ketahanan pangan yang diterapkan hingga tingkat desa.

“Ketahanan pangan adalah kunci pokok semua negara. Tantangan iklim hingga situasi geopolitik global dapat menyebabkan kerawanan pangan,” ujar Sertu Ahmad Fathur Rohman.

Baca Juga: Konflik Semakin Rumit dan Memanas! Film Asmara Gen Z Episode 50: Zara Ngamuk, Aqeela Bangkit!

Ia juga menyampaikan bahwa pemerintah pusat, melalui Kementerian Pertanian, tengah mengaktifkan kembali program lumbung pangan.

Pendataan kelompok tani dan ketersediaan alat mesin pertanian (alsintan) menjadi langkah awal untuk mendukung program tersebut.

“Kami mendata kebutuhan alsintan dan keluhan petani melalui Gapoktan, yang akan diteruskan ke Balai Penyuluhan Pertanian (BPP),” tambahnya.

Ketua BPD Pusakamulya, Ali Hasanudin, menyoroti berbagai masalah yang dihadapi petani, termasuk alih fungsi lahan dan kesulitan mendapatkan benih padi yang sesuai.

Baca Juga: Spesifikasi Maxus MIFA 7 dan MIFA 9, Mobil Listrik Premium Rakitan Purwakarta

“Permasalahan air menjadi penyebab utama alih fungsi sawah menjadi kebun teh. Selain itu, benih yang tersedia dari BPP sering tidak cocok dengan kondisi di sini,” jelasnya.

Ketua Gapoktan, Asep Rahmat Saleh Setiaji, menegaskan pentingnya pendataan petani untuk memastikan semua terdaftar dalam Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) guna mengakses pupuk bersubsidi.

Ia juga menyatakan akan menyisir lahan pertanian untuk mendapatkan data aktual.

Sementara itu, Kepala Desa Hj. Nunung Rahayu menyampaikan komitmen pemerintah desa untuk mendukung kebutuhan petani, terutama dalam ketersediaan air dan pupuk bersubsidi.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Enjang Sugianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X