Solusi untuk 4 Tantangan Ketahanan Pangan Indonesia 2045

photo author
- Minggu, 28 Juli 2024 | 16:44 WIB
Biotechnology and Seed Manager di Croplife Indonesia, Agustine Christela Melviana dalam rangkaian Rembug Utama KTNA Nasional 2024 di De Jukung Resto and Bar, Tanah Lot, Tabanan, Bali. Minggu, 28/7/2024 (Enjang Sugianto/Purwakarta Online )
Biotechnology and Seed Manager di Croplife Indonesia, Agustine Christela Melviana dalam rangkaian Rembug Utama KTNA Nasional 2024 di De Jukung Resto and Bar, Tanah Lot, Tabanan, Bali. Minggu, 28/7/2024 (Enjang Sugianto/Purwakarta Online )

PURWAKARTA ONLINE - Dalam rangkaian kegiatan Rembug Utama KTNA Nasional 2024 di De Jukung Resto and Bar, Tabanan, Bali, Agustine Christela Melviana, Biotechnology and Seed Manager dari CropLife Indonesia, menyampaikan pandangannya mengenai tantangan dan solusi ketahanan pangan Indonesia menuju tahun 2045. CropLife Indonesia merupakan asosiasi produsen teknologi pertanian yang mencakup perusahaan besar seperti Syngenta, Bayer, O-BASF, Monsanto Imagine, Nufarm, dan FMC.

1. Populasi yang Terus Bertambah

Pada tahun 2045, populasi Indonesia diproyeksikan mencapai lebih dari 300 juta jiwa. Menurut Agustine, inovasi teknologi dalam pertanian adalah kunci untuk memenuhi kebutuhan pangan yang meningkat.

Baca Juga: Bioteknologi Indonesia tertinggal 28 tahun dari Pertanian Amerika

"Benih bioteknologi, seperti yang digunakan dalam produksi jagung, mampu meningkatkan hasil panen dengan penggunaan lahan yang lebih sedikit," ujarnya. Dengan teknologi bioteknologi, produktivitas pertanian dapat ditingkatkan untuk memastikan ketersediaan pangan yang cukup.

2. Cuaca Ekstrem

Perubahan iklim menyebabkan cuaca ekstrem yang mengacaukan kalender tanam petani. Agustine menekankan pentingnya pengembangan tanaman yang tahan terhadap kondisi cuaca ekstrem melalui bioteknologi. "Kita perlu tanaman unggul yang dapat beradaptasi dengan perubahan iklim," tambahnya. Penerapan teknologi bioteknologi dalam pengembangan varietas tanaman yang lebih tangguh dapat membantu petani mengatasi tantangan ini.

Baca Juga: Rahmat Saleh Wafat, Ketua ISNU Purwakarta Berduka: Kader Teladan Nahdlatul Ulama dari Sukasari!

3. Alih Fungsi Lahan

Lahan pertanian yang berubah fungsi menjadi area komersial seperti kafe dan perumahan menjadi tantangan besar bagi ketahanan pangan. Untuk mengatasi hal ini, perlu adanya regulasi yang ketat dan kebijakan pemerintah yang mendukung pelestarian lahan pertanian. "Pertanian berkelanjutan harus menjadi prioritas dengan memanfaatkan teknologi untuk memaksimalkan hasil dari lahan yang ada," jelas Agustine.

4. Hama dan Penyakit Tanaman

Hama dan penyakit tanaman yang semakin ganas, diperparah oleh cuaca ekstrem, juga menjadi ancaman bagi ketahanan pangan. "Bioteknologi dapat membantu mengembangkan varietas tanaman yang tahan terhadap hama dan penyakit," kata Agustine. Penggunaan benih bioteknologi yang tahan terhadap berbagai hama dan penyakit dapat mengurangi kerugian hasil panen dan meningkatkan produktivitas.

Baca Juga: Kanopi Kaca, Tren Arsitektur 2024 yang Elegan dan Modern untuk Mempercantik Rumah Anda

Tantangan Penyerapan Teknologi

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Dadan Hamdani

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X