Cuaca buruk, harga sayuran naik. Apakah petani untung?

photo author
- Minggu, 17 Juli 2022 | 11:30 WIB
Pian Ahmad Sopian, Sekretaris Kelompok Tani Barong Mulya di lahan, Minggu (17/7/2022) (Purwakarta Online/Enjang Sugianto )
Pian Ahmad Sopian, Sekretaris Kelompok Tani Barong Mulya di lahan, Minggu (17/7/2022) (Purwakarta Online/Enjang Sugianto )

PURWAKARTA ONLINE - Pian Ahmad Sopian, petani sayuran di Kelompok Tani Barong Mulya memberikan gambaran usaha pertanian saat ini.

Di wilayahnya, Kabupaten Purwakarta bagian selatan hampir setiap hari diguyur hujan.

Hal ini menyebabkan tanaman rentan diserang hama sekaligus penyakit.

Padahal bulan Juli biasanya musim kemarau, tetapi berbeda dengan tahun ini.

Baca Juga: Dukungan pada Iis Turniasih untuk Pemilihan Bupati Purwakarta mulai muncul, Eks Ketua PMII dan HMI bersatu!

Dengan serangan hama dan penyakit lebih eksplosif, menjadikan petani lebih intensif lagi dalam pemeliharaan tanaman.

Harga pestisida, pupuk dan upah kerja naik!

Tantangan bagi petani saat ini ditambah lagi dengan kenaikan biaya usaha.

Pestisida, pupuk dan upah kerja mengalami kenaikkan harga.

"Pestisida rata-rata naik, ada yang Rp500 ada yang sampai Rp35 ribu. Seperti herbisida itu sampai Rp35 ribu," terang Sekretaris Kelompok Tani Barong Mulya ini, Minggu (17/7/2022).

Baca Juga: 7 BUMN ini akan dibubarkan!

Apalagi pupuk non-subsidi, menurut pemuda yang akrab disapa Iyan ini harga pupuk NPK non-subsidi kenaikannya bisa mencapai Rp600 ribu per kwintal.

"NPK non subsidi sekarang naik sampai Rp600 ribu (per kwintal)," ujar Pian.

Dengan kondisi seperti saat ini, dimana harga hasil penen naik namun di saat bersamaan barengi juga dengan kenaikan biaya usah.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Enjang Sugianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X