Menurut BI, perkembangan transaksi LCS menunjukkan peningkatan yang signifikan sejak diimplementasikan.
Total transaksi LCS selama 2021 mencapai USD2,53 miliar, meningkat tiga kali lipat dibandingkan dengan 2020 sebesar USD797 juta.
Adapun pada kuartal I-2021, nilai transaksi menggunakan LCS mencapai USD868 juta atau Rp12,4 triliun (kurs Jisdor akhir Maret Rp14.357/USD).
Bank Indonesia juga mencatat, transaksi LCS berdasarkan komposisinya didominasi oleh antarbank sebesar 50 persen diikuti oleh perdagangan 35 persen, remitansi 14 persen dan investasi langsung 1 persen.
Baca Juga: Indonesia Raih Kemenangan Atas Kuwait 2-1
Bentuk Gugus Tugas
Merespons tren penggunaan LCS yang pesat itu, belum lama ini Bank Indonesia bersama pemerintah dan sejumlah lembaga membentuk gugus tugas percepatan pengembangan LCS.
Pembentukan Gugus Tugas Nasional LCS tersebut dilakukan bersama Kemenko Perekonomian dan Kemenko Kemaritiman dan Investasi, Kementerian BUMN, Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, dan Kementerian Keuangan.
BI juga menggandeng Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Lembaga Pembiayaan Ekspor Impor (LPEI), Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin), Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), serta Asosiasi Bank Appointed Cross Currency Dealers (ACCD).
Bank ACCD merupakan bank yang ditunjuk oleh otoritas kedua negara untuk memfasilitasi pelaksanaan LCS melalui pembukaan rekening mata uang negara mitra di negara masing-masing.
Baca Juga: Bedah Kamera OPPO Find X5 Pro 5G. Saingi iPhone?
"Gugus tugas tersebut merupakan bentuk sinergi dan kolaborasi Bank Indonesia bersama kementerian atau lembaga (K/L) dan asosiasi dalam mengakselerasi pengembangan LCS," kata Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono, dalam keterangan resminya, Jumat (27/5/2022).
Erwin mengatakan, pembentukan gugus tugas ini merupakan tindak lanjut dari kesepakatan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) untuk mengembangkan, mengakselerasi, dan memperluas pemanfaatan LCS.
Tujuannya untuk mendukung stabilitas sistem keuangan dan mempercepat pemulihan ekonomi nasional.
"Pentingnya upaya perluasan LCS dibutuhkan untuk mengurangi ketergantungan penggunaan mata uang utama sehingga menciptakan diversifikasi mata uang yang pada akhirnya dapat meningkatkan stabilitas nilai tukar rupiah," ujarnya.
Artikel Terkait
Mustika Ratu terancam diboikot, Netizen: Ujungnya selalu bermotif ekonomi!
Bandara Trunojoyo akan pacu ekonomi masyarakat Madura dan Jawa Timur
Jelaskan hubungan antara ekonomi kreatif dan industri kreatif! Ini jawabannya
Pemerintah serius bangun Kalimantan, Proyek Kereta Api percepat laju ekonomi
Indeks Ketahanan Ekonomi Desa Pusakamulya menurun, Skor IDM tetap naik!
Mudik Lebaran 2022 capai 87 juta orang, berjalan aman dan picu kenaikan ekonomi!
Bagaimana perempuan dan transformasi digital berperan dalam pemulihan ekonomi
Indonesia Dorong Kegiatan Ekonomi Baru
G20 Pangkas Kesenjangan Ekonomi! Melalui Bisnis Berbasis Nilai
Bapak Bule: Belanda datang ke Indonesia bukan menjajah, tapi bantu ekonomi!