viral

Status Awas Tak Berubah, Semeru Masih Bergolak: PVMBG Ingatkan Zona Bahaya Bisa Diperluas

Sabtu, 22 November 2025 | 15:00 WIB
Semeru Masih Bergolak: PVMBG Ingatkan Zona Bahaya (Kominfo)

“Yang kami khawatirkan saat ini adalah potensi bencana kedua. Erupsi masih terjadi 36 hingga 45 kali dalam 12 jam,” terangnya.

Material vulkanik yang terus menumpuk di kawah sangat mudah terbawa hujan. Bila bercampur dengan air dalam volume besar, aliran lahar dingin dapat turun dengan cepat menuju sungai-sungai yang berhulu di puncak Semeru.

Baca Juga: Harga Sayuran & Cabai: Update Terbaru 20 November di Pasar Induk

Kondisi lereng dan puncak yang penuh material membuat ancaman ini semakin nyata. Karena itu, aktivitas penambang pasir dilarang keras berada dalam radius 20 kilometer arah tenggara hingga selatan.

Area steril sejauh 8 kilometer dari puncak juga dipertahankan untuk menghindari lontaran batu pijar dan potensi guguran.

Mengingat Erupsi Dahsyat 19 November 2025

Situasi kritis Semeru berawal dari erupsi besar yang terjadi pada Rabu, 19 November 2025. Warga di sekitar lereng sempat panik dan berteriak histeris ketika awan panas meluncur deras.

Kepala BPBD Lumajang, Isnugroho, melaporkan bahwa awan panas tersebut meluncur sejauh 5,5 kilometer ke arah Besuk Kobokan.

Baca Juga: Satu per Satu Fakta Kematian Dosen Untag Terkuak, Akankah AKBP Basuki Mulai Jujur pada Publik?

Kolom abu membumbung tinggi dengan warna kelabu pekat, condong ke arah barat laut hingga utara. Seismograf mencatat amplitudo maksimum 40 milimeter dengan durasi erupsi mencapai 16 menit 40 detik.

“Gunung Semeru luncurkan awan panas guguran sejauh 5,5 kilometer ke arah Besuk Kobokan,” ujar Isnugroho.

Erupsi inilah yang menjadi salah satu alasan utama penetapan status Awas bagi Gunung Semeru. Hingga hari ini, potensi bahaya masih tinggi, sehingga warga dihimbau tidak mendekati zona rawan dalam kondisi apa pun.

Gunung Semeru belum menunjukkan tanda-tanda mereda. Status Level IV tetap berlaku, radius bahaya masih dijaga ketat, dan ancaman lahar dingin mulai membayangi.

Baca Juga: Hapus Foto Jasad, Tingkah Mencurigakan AKBP BZ di Balik Kematian Dosen UNTAG Dwinanda Levi

PVMBG menegaskan bahwa keputusan perluasan zona bahaya bisa terjadi kapan pun jika aktivitas vulkanik meningkat.

Halaman:

Tags

Terkini