“Kiai adalah penjaga moral umat. Melecehkan mereka sama saja dengan menghina nilai kemanusiaan,” ujarnya.
PBNU dan GP Ansor Siap Ambil Langkah Hukum
Reaksi keras juga datang dari organisasi keagamaan terbesar di Indonesia.
Ketua Umum GP Ansor, Addin Jauharudin, menyebut tayangan itu tidak berimbang dan berpotensi menyesatkan publik.
“Kiai bukan bahan sensasi media. Pemberitaan harus akurat, berimbang, dan menghormati nilai keagamaan,” katanya.
Baca Juga: Sinopsis Merangkai Kisah Indah Episode 93: Rianti Panik, Rahasia Pertukaran Bayi Terungkap!
Sementara itu, Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya), menegaskan bahwa PBNU akan menempuh jalur hukum terhadap Trans7.
“Isi tayangan itu jelas menghina pesantren dan tokoh yang dimuliakan warga Nahdliyin.
PBNU akan mengambil langkah hukum,” tegasnya.
PBNU juga menuntut Trans7 dan Trans Corporation bertanggung jawab secara terbuka serta memperbaiki dampak sosial akibat tayangan tersebut.
Trans7 Akui Kelalaian dan Minta Maaf Resmi
Setelah gelombang kritik membesar, pihak Trans7 akhirnya mengeluarkan permintaan maaf terbuka.
Production Director Trans7, Andi Chairil, mengakui adanya kelalaian dalam proses produksi dan penyuntingan konten.
“Kami lalai dan tidak berlepas tangan atas kesalahan ini. Kami memohon maaf kepada Kiai Anwar Manshur, Pondok Pesantren Lirboyo, dan seluruh santri,” ujarnya melalui kanal YouTube Trans7 Official.
Trans7 juga telah menghubungi Gus Adib, putra Kiai Anwar Manshur, dan mengirimkan surat permohonan maaf resmi.
Pihak Trans7 berjanji akan memperketat pengawasan editorial agar kasus serupa tidak terulang di masa depan.
Tagar #BoikotTrans7 Terus Trending
Meskipun sudah meminta maaf, gelombang boikot belum mereda.
Tagar #BoikotTrans7 masih menduduki jajaran trending topic nasional di berbagai platform media sosial.