Unggahan itu memicu ribuan komentar dari warganet yang penasaran dan takut peristiwa serupa terulang.
4. BMKG Tegaskan Cuaca Cerah Berawan
Pihak BMKG Stasiun Kertajati menyatakan cuaca di wilayah Cirebon saat itu cerah berawan, tanpa petir atau badai.
Kepala Tim Prakiraan BMKG, Muhammad Syifaul Fuad, menjelaskan,
“Tidak ada indikasi awan konvektif di sekitar wilayah Cirebon saat kejadian. Cuaca normal.”
Fuad menambahkan, tidak ada getaran signifikan yang terdeteksi di wilayah tersebut, sehingga ledakan tidak berasal dari aktivitas gempa bumi.
5. Bukan Fenomena Cuaca atau Petir
Berdasarkan analisis citra satelit, tidak ditemukan aktivitas cuaca ekstrem di area kejadian.
Hal ini memperkuat dugaan bahwa sumber cahaya dan dentuman bukan berasal dari sambaran petir atau awan konvektif.
Namun, BMKG belum bisa memastikan apakah benda itu benar meteor tanpa analisis lanjutan dari lembaga antariksa.
Baca Juga: Diduga Meteor Jatuh di Cirebon, Langit Mendadak Terang dan Terdengar Dentuman Keras
6. BRIN Diminta Turun untuk Teliti Meteor
Karena fenomena ini termasuk dalam ranah antariksa, pihak BMKG menyarankan agar BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) melakukan penyelidikan langsung.
Fuad mengatakan,
“Fenomena meteor merupakan kewenangan lembaga antariksa. Kami menunggu hasil resmi dari BRIN.”
BRIN diketahui memiliki instrumen untuk mendeteksi pergerakan benda langit dan dampaknya di atmosfer bumi.
7. Pernah Terjadi Kasus Serupa di Tahun 2010
Peristiwa ini mengingatkan masyarakat Cirebon pada kejadian 18 Agustus 2010, saat warga Babakan melaporkan benda langit jatuh.
Namun kala itu, LAPAN menegaskan benda tersebut bukan meteor melainkan serpihan logam yang terbakar di atmosfer.