PurwakartaOnline.com - Kontroversi yang melibatkan Guru Gembul dengan sejumlah guru dan aktivis pendidikan mendapatkan titik terang dalam diskusi yang diadakan di Sekretariat Ikatan Alumni Universitas Pendidikan Indonesia (IKA UPI) pada Sabtu malam, 24 Juni 2023.
Lima aktivis yang mewakili guru dan masyarakat pendidikan awalnya melayangkan somasi kepada Guru Gembul atas pernyataannya dalam talkshow pendidikan nasional edisi 1 Juni 2023. Namun, mereka kemudian mengungkapkan penerimaan klarifikasi Guru Gembul dalam diskusi tersebut.
Pernyataan kontroversial Guru Gembul dalam talkshow tersebut memicu ketidakpuasan di kalangan aktivis pendidikan. Para aktivis berpendapat bahwa pernyataan tersebut merendahkan kompetensi guru secara umum.
Baca Juga: Menjalin Komunikasi yang Nyaman: Cara Membuat Wanita Merasa Nyaman saat Berbincang
Dalam somasinya, aktivis pendidikan, termasuk Ketua Forum Aksi Guru Indonesia (FAGI) Iwan Hermawan dan Dwi Subawanto (Ketua Forum Orang Tua Siswa), menyoroti pentingnya memahami bahwa keberadaan guru yang tidak kompeten adalah fakta, tetapi generalisasi bahwa semua guru di Indonesia tidak kompeten adalah hal yang tidak benar.
Pertemuan di IKA UPI tersebut menjadi ajang klarifikasi Guru Gembul. Dalam klarifikasinya, Guru Gembul menjelaskan bahwa pernyataannya bukanlah generalisasi, melainkan totum pro parte, yaitu majas yang menggambarkan bagian besar atau keseluruhan untuk mewakili sebagian.
Ia mengakui bahwa banyak guru yang kompeten di lapangan, namun menyoroti bahwa ada pula guru-guru yang kurang memiliki kompetensi yang memadai. Guru Gembul menekankan bahwa pernyataannya bukan bermaksud merendahkan profesi guru, melainkan mengajak untuk mengatasi permasalahan kompetensi di bidang pendidikan.
Baca Juga: Kontroversi Viral: Oklin Fia Dilaporkan ke Polisi Terkait Konten Jilat Es Krim di Media Sosial
Sekretaris Jenderal IKA UPI, Najip Hendra SP, menyampaikan bahwa IKA UPI tidak menghambat upaya pihak yang ingin mengambil langkah hukum terkait pernyataan Guru Gembul. Namun, Najip juga menegaskan pentingnya memberikan ruang bagi klarifikasi dari semua pihak yang terlibat.
Diskusi tersebut sejalan dengan upaya IKA UPI untuk mendorong budaya demokrasi yang terbuka dan sehat, dengan melibatkan ribuan penonton melalui kanal Youtube Ikatan Alumni UPI.
Kontroversi ini menggarisbawahi perlunya dialog dan diskusi dalam menangani perbedaan pandangan. IKA UPI menekankan bahwa diskursus harus didorong, bukan dipadamkan. Guru Gembul dan para aktivis pendidikan memiliki tanggung jawab untuk menyelesaikan perselisihan ini, baik melalui jalur hukum maupun jalur dialog. IKA UPI hadir untuk memberikan advokasi bagi para alumni, termasuk dalam kasus ini.
Baca Juga: Skandal Video Syur Diduga ASN Pemkot Tangerang Viral di Media Sosial
Kesimpulannya, perdebatan antara Guru Gembul, para aktivis pendidikan, dan IKA UPI telah menunjukkan betapa pentingnya memahami konteks dan niat di balik pernyataan. Klarifikasi Guru Gembul menggambarkan tujuannya untuk mendorong pembenahan kompetensi guru, bukan untuk merendahkan profesi tersebut. Dengan adanya diskusi terbuka dan dialog yang sehat, diharapkan perbedaan pandangan dapat diselesaikan dengan bijak demi kemajuan pendidikan di Indonesia.***