PurwakartaOnline.com - Wanaraja, Garut, telah menjadi saksi bisu dari keberanian sebuah laskar yang menggetarkan militer Belanda selama Perang Kemerdekaan Indonesia (1945-1949). Pasukan Pangeran Papak (PPP), seperti mereka dikenal, telah melambungkan namanya sebagai simbol perlawanan dan patriotisme.
Awal Terbentuknya PPP
Pasukan Pangeran Papak (PPP) lahir pada tanggal 27 Oktober 1945 sebagai hasil dari gabungan dua kelompok bersenjata yang berbeda. Kelompok pertama, Pasukan Djiwanagara yang dipimpin oleh M. Wibatma dari Desa Cinunuk, dan kelompok kedua, Pasukan Embah Angsana yang dipimpin oleh M. Salim dari Desa Samangen. Komandan PPP, Saoed Moestofa Kosasih, adalah seorang anak didik dari Raden Djajadiwangsa, seorang ulama sepuh di Garut.
Keturunan Prabu Siliwangi: Jejak Eyang Pangeran Papak
Eyang Pangeran Papak, atau Raden Wangsa Muhammad, merupakan seorang ulama legendaris yang juga merupakan keturunan langsung dari Prabu Siliwangi, penguasa Kerajaan Pajajaran. Selama hidupnya, Eyang Pangeran Papak tidak hanya dikenal sebagai seorang ulama, tetapi juga sebagai sosok yang sangat anti pemerintahan kolonial Belanda. Ketidaksukaannya terhadap pemerintah kolonial ini diturunkan kepada masyarakat Wanaraja oleh para sesepuh, yang membuatnya dianggap sebagai patriot dan pejuang oleh warga setempat.
PPP: Laskar Perlawanan yang Diliputi Semangat Patriotik
Peninggalan ketidaksukaan Eyang Pangeran Papak terhadap pemerintahan kolonial ternyata diwariskan kepada generasi muda Wanaraja. Semangat perlawanan dan patriotik yang diilhami oleh Eyang Pangeran Papak terwujud dalam pembentukan Pasukan Pangeran Papak (PPP). Bahkan, Raden Djajadiwangsa sendiri memberikan restu atas pembentukan PPP dan menjadikan dirinya sebagai penasehat spiritual bagi laskar tersebut.
Peran PPP dalam Perang Kemerdekaan
Ketika pasukan Sekutu, yang diwakili oleh tentara Inggris, tiba di Bandung, para pemuda Jawa Barat merasa tidak puas dengan rencana pengalihan kekuasaan dari pihak Inggris kepada para serdadu Belanda. PPP meminta izin dari Raden Djajadiwangsa untuk melancarkan aksi jihad di jalan Allah. Dengan restu tersebut, PPP bersama dengan Barisan Pemberontak Rakjat Indonesia (BPRI) berperan aktif dalam perlawanan terhadap tentara Inggris, Belanda, dan Jepang.
Salah satu momen penting adalah keterlibatan BPRI Pangeran Papak dalam peledakan gudang amunisi Belanda di Dayehkolot oleh Mohammad Toha pada 10 Juli 1946. Ini menjadi salah satu bukti konkret dari semangat perlawanan dan keberanian PPP dalam menghadapi penjajah.
Makna Kepahlawanan PPP
Pasukan Pangeran Papak (PPP) telah meninggalkan jejak yang mendalam dalam sejarah perjuangan Indonesia. Dalam masa yang penuh tantangan dan kesulitan, PPP menjadi simbol semangat patriotik dan perlawanan terhadap penjajahan. Dengan warisan Eyang Pangeran Papak sebagai pendorong, PPP menunjukkan bahwa perjuangan melawan penjajah adalah panggilan suci yang mengajarkan kita akan arti keberanian dan pengorbanan untuk kebebasan.***
Artikel Terkait
Setengah Pulau Jawa dikuasai Kerajaan Sunda: Wilayah Kekuasaan Prabu Siliwangi dan Toleransi Hidup!
Kisah Prabu Siliwangi: Sejarah Dari Naskah Cariosan Prabu Siliwangi Yang Penuh Intrik dan Misteri!
Prabu Siliwangi: Raja Perdamaian dan Kemakmuran Kerajaan Pajajaran!
Benarkah Agama Prabu Siliwangi adalah Islam? Bukti Nyata di Museum Sukabumi yang Mengungkap Fakta Sejarah!
Prabu Siliwangi: Raja Sakti dari Kerajaan Pajajaran yang Mengukir Era Keemasan dan Mitos Kesaktiannya!
Fakta Terbaru! Syahrini Ternyata Masih Keturunan Prabu Siliwangi, Ungkap Garis Silsilah Istri Reino Barack!
Prabu Siliwangi itu Siapa? Kejayaan Raja Pajajaran yang Menggetarkan Tanah Sunda!
Inilah Mengapa Prabu Siliwangi Selalu Dikaitkan dengan Harimau!
Kesaktian Prabu Siliwangi: Kisah Heroik Penguasa Kerajaan Sunda
Silsilah Keturunan Prabu Siliwangi: Jejak Bangsawan Sunda Hingga Generasi Modern