Bareskrim Tolak Pengaduan Relawan Jokowi Terkait Penghinaan Presiden oleh Rocky Gerung!

PurwakartaOnline.com - Barisan Relawan Jalan Perubahan (Bara JP) yang terdiri dari sejumlah relawan Joko Widodo (Jokowi) telah menemui kekecewaan setelah Bareskrim Polri menolak laporan yang mereka ajukan terhadap Rocky Gerung atas dugaan penghinaan terhadap Presiden. Pengaduan ini dianggap serius oleh para relawan, namun alasan dari Bareskrim menolak laporan ini memunculkan pertanyaan.

Sekretaris Bara JP, Relly Reagen, mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan konsultasi dengan pihak Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Bareskrim. Namun, pihak SPKT memutuskan untuk menolak laporan tersebut dan mengarahkannya ke jalur pengaduan masyarakat.

Alasan di balik penolakan Bareskrim ini ternyata terkait dengan kebutuhan adanya klarifikasi langsung dari Presiden Jokowi sebagai pihak yang dirugikan. Hal ini diungkapkan oleh Relly setelah menghabiskan 9 jam konsultasi di Bareskrim. Dia menyatakan bahwa pihak kepolisian merasa tidak mungkin memanggil Presiden untuk klarifikasi.

"Bukti videonya sudah kami serahkan, kami sertakan yaitu kanal YouTube Refly Harun," kata Relly menambahkan.

Para relawan Jokowi yang tergabung dalam sejumlah organisasi, antara lain Barikade 98, Foreder, Sekber Jokowi Nusantara, ABJ, JPKP, SOLMET, Relawan Indonesia Bersatu, Barisan Pembaharuan, AKAR, Indonesia Hari Ini (IHI), SEKNAS, dan Bara JP, merasa geram terhadap pernyataan Rocky Gerung yang dianggap sebagai penghinaan terhadap Presiden Jokowi.

Ketua Barikade 98, Benny Rhamdani, menyatakan bahwa Rocky Gerung telah mengeluarkan pernyataan yang bisa dikategorikan sebagai penghinaan terhadap Presiden. Menurut Benny, tidak seorang pun seharusnya berani menghina Presiden karena ia adalah pemimpin yang dipilih oleh mayoritas rakyat Indonesia melalui proses demokrasi.

Dalam rekaman video viral yang menjadi dasar pelaporan ini, Rocky Gerung menuding Presiden Jokowi hanya memikirkan kepentingan pribadinya di akhir masa jabatannya sebagai Presiden. Pernyataan tersebut disampaikan dengan kata-kata kasar yang memancing kemarahan para relawan.

“Kalau gak jadi presiden nanti dia akan jadi rakyat biasa, tapi ambisi Jokowi akan mempertahankan legasinya. Dia pergi ke Cina untuk tawarkan IKN, dia mondar mandir dari satu koalisi ke koalisi lain untuk mencari kejelasan dirinya,” ujar Rocky Gerung.

"Dia cuma pikirkan nasibnya sendiri, gak memikirkan nasib kita,” tambahnya.

Terkait dengan keputusan Bareskrim yang menolak laporan, Relly menyatakan bahwa pengaduan masyarakat masih memiliki potensi untuk naik menjadi laporan polisi jika penyidik telah melakukan klarifikasi dengan Presiden Jokowi.

Situasi ini menimbulkan pertanyaan tentang apakah alasan yang diberikan oleh Bareskrim sudah sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku. Bagaimanapun, proses hukum ini perlu diikuti dengan seksama untuk memastikan bahwa keadilan dapat ditegakkan tanpa merugikan pihak-pihak yang berkepentingan.

Sementara itu, publik menanti perkembangan selanjutnya terkait kasus ini dan apakah pihak kepolisian akan mengambil langkah-langkah lebih lanjut untuk mengklarifikasi pernyataan Rocky Gerung terhadap Presiden Jokowi. Semoga proses hukum berjalan dengan transparan dan adil sehingga dapat menyelesaikan kasus ini secara memuaskan bagi semua pihak yang terlibat.***