Desmond Mahesa, Sosok Anti Orde Baru yang Kontroversial, Meninggal Dunia! Simak Perjalanan Karir dan Kisahnya!

Temukan perjalanan politik Desmond Mahesa, anggota DPR Partai Gerindra yang dikenal vokal dan anti Orde Baru, sebelum kematiannya yang mendadak.

PurwakartaOnline.com - Politikus Partai Gerindra, Desmond Junaidi Mahesa, meninggal dunia pada dini hari tadi di Rumah Sakit Mayapada, Jakarta Selatan. Almarhum Desmond, yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi III DPR dari Fraksi Partai Gerindra, dikenang sebagai sosok yang anti Orde Baru. Kabar tentang meninggalnya Desmond Mahesa ini dikonfirmasi oleh Habiburokhman, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra.

Penyebab wafatnya Desmond belum diketahui secara pasti. Rencananya, jenazah almarhum akan disemayamkan terlebih dahulu di Jalan Saco 1 Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, sebelum dimakamkan.

Baca Juga: Terungkap! Ganjar Pranowo Akui Politisi Gerindra Almarhum Desmond sebagai Orang Baik, Fakta Menyentuh Hati!

Desmond J. Mahesa, yang wafat pada usia 57 tahun, lahir di Banjarmasin pada tanggal 12 Desember 1965. Ia adalah anggota DPR yang mewakili daerah pemilihan Banten II. Ia menempuh pendidikan S-1 Hukum di Universitas Lambung Mangkurat dan lulus pada tahun 1986. Selama kuliah, Desmond aktif di senat dan organisasi Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI).

Setelah lulus, Desmond menjadi aktivis sekaligus bekerja di Lembaga Bantuan Hukum Nusantara di Bandung dan Jakarta. Ia juga aktif di berbagai organisasi seperti Presidium Nasional WALHI, Konsorsium Pembaharuan Agraris, dan Forum Demokrasi.

Dalam peristiwa Reformasi 1998, Desmond menjadi salah satu aktivis yang diculik. Saat itu, Desmond J. Mahesa menjabat sebagai Ketua Lembaga Bantuan Hukum Nusantara. Ia dikenal sebagai sosok yang lantang menyuarakan kritik terhadap rezim Orde Baru.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Hari Ini: Keberuntungan dan Jodohmu Terungkap! Cek Prediksi Zodiakmu!

Hilangnya Desmond dan aktivis Pius Lustrilanang dilaporkan oleh sejumlah aktivis ke kepolisian pada tanggal 10 Februari 1998.

Setelah bebas dari penculikan, Desmond mendirikan kantor hukum Des & Des di Jakarta. Ia juga melanjutkan pendidikan Pascasarjana di Sekolah Tinggi Ilmu Hukum IBLAM Jakarta pada tahun 2003.

Perjalanan karier politik Desmond dimulai ketika ia bergabung dengan Partai Gerindra dan terpilih sebagai anggota DPR RI untuk periode 2009-2014 dengan perolehan suara sebanyak 13.439 dari daerah pemilihan Kalimantan Timur. Partai yang didirikan oleh menantu pemimpin Orde Baru, Soeharto, Prabowo Subianto, ini memberikan kesempatan pada Desmond untuk berkiprah di dunia politik.

Baca Juga: Rahasia Keberhasilan Bisnis: Mengaplikasikan Prinsip Machiavelli yang Mengubah Permainan!

Desmond terpilih kembali pada periode 2014-2019 dari daerah pemilihan Banten II dengan perolehan suara sebanyak 61.275. Pada periode berikutnya, yaitu 2019-2024, Desmond kembali terpilih dari daerah pemilihan yang sama dengan perolehan suara yang meningkat menjadi 103.837. Di periode ini, Desmond dipercaya untuk menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi III DPR RI yang membidangi hukum.

Sosok Desmond dikenal sebagai anggota DPR yang vokal. Ia kerap mengajukan pertanyaan tajam kepada peserta rapat di Komisi III. Salah satu contohnya adalah saat rapat dengan PPATK pada tanggal 21 Maret 2023. Desmond mengajukan pertanyaan kepada Ketua PPATK, Ivan Yustiavandana, mengenai transaksi ganjil di Kementerian Keuangan yang diduga mencapai Rp 349 triliun.