PURWAKARTA ONLINE - Ekspektasi sering kali dianggap sebagai sumber kekecewaan. Namun, sejatinya, ekspektasi adalah bagian penting dari kehidupan manusia. Tanpa harapan dan tujuan, hidup akan terasa hampa dan tanpa arah.
Mengapa Ekspektasi Itu Penting?
Ekspektasi adalah harapan atau gambaran masa depan yang kita inginkan. Dengan adanya ekspektasi, kita memiliki motivasi untuk berusaha mencapai tujuan tersebut. Tanpa ekspektasi, seseorang cenderung menjalani hidup tanpa arah dan tujuan.
Namun, penting untuk mengelola ekspektasi dengan bijak. Ekspektasi yang terlalu tinggi atau tidak realistis dapat menyebabkan kekecewaan. Sebaliknya, ekspektasi yang realistis dan disertai dengan usaha yang maksimal dapat meningkatkan motivasi dan rasa percaya diri.
Perspektif Tokoh Agama Indonesia tentang Ekspektasi
KH. Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus)
KH. Ahmad Mustofa Bisri, atau yang akrab disapa Gus Mus, adalah seorang ulama dan budayawan Indonesia. Beliau dikenal dengan pemikiran yang mendalam dan bijaksana. Dalam bukunya yang berjudul Melihat Diri Sendiri, Gus Mus menekankan pentingnya introspeksi diri dan harapan dalam kehidupan:
"Orang yang mengenal dirinya akan sibuk memperbaiki diri, bukan menghakimi orang lain."
"Kita sibuk mencari kebahagiaan di luar, padahal ketenangan sejati ada dalam hati yang selalu bersyukur."
"Doa bukan sekadar meminta, tapi juga mengingatkan diri bahwa kita ini hamba yang serba terbatas."
Kutipan-kutipan tersebut menunjukkan bahwa Gus Mus mengajarkan pentingnya memiliki harapan dan tujuan dalam hidup, serta selalu bersyukur atas apa yang dimiliki.
Baca Juga: Kamu Harus Tahu! 7 Kebiasaan Sehari-hari Ini Diam-diam Bikin Dompet Kamu Bocor
Ustadz Abdul Somad (UAS)
Ustadz Abdul Somad, atau UAS, adalah seorang dai dan ulama yang dikenal luas di Indonesia. Beliau sering menyampaikan pentingnya berharap hanya kepada Allah dan tidak terlalu bergantung pada manusia. Dalam salah satu ceramahnya, UAS mengatakan:
"Jangan terlalu berharap pada manusia, karena manusia bisa mengecewakan. Harapkanlah hanya kepada Allah."
Pernyataan ini mengingatkan kita untuk menempatkan harapan dan ekspektasi kita pada tempat yang tepat, yaitu kepada Allah, agar terhindar dari kekecewaan.
Ekspektasi Sebagai Motivasi Hidup
Harapan yang baik dan realistis memacu seseorang untuk berusaha lebih keras. Tanpa ekspektasi, akan sulit menemukan makna dan arah hidup. Misalnya, seorang pelajar yang berharap lulus dengan nilai baik akan lebih rajin belajar. Seorang pekerja yang mengharapkan promosi akan berusaha menunjukkan prestasi terbaik.
Namun, jangan biarkan ekspektasi berubah menjadi beban. Jika ekspektasi terlalu tinggi dan tidak realistis, kekecewaan bisa muncul. Cara mengelola ekspektasi dengan baik adalah dengan menyelaraskan harapan dengan usaha nyata dan berserah diri pada hasil terbaik.
Baca Juga: Kamu Harus Tahu! 7 Kebiasaan Sehari-hari Ini Diam-diam Bikin Dompet Kamu Bocor
Kesimpulan
Ekspektasi bukanlah hal negatif. Sebaliknya, ekspektasi adalah bagian penting dari kebutuhan manusia untuk berharap dan bermimpi. Dengan ekspektasi, manusia punya motivasi dan tujuan hidup yang jelas. Namun, yang paling penting adalah mengelola ekspektasi secara realistis, disertai usaha dan doa.