Kasus Pembunuhan Juwita: Gelar Perkara Tertutup, Kuasa Hukum Pertanyakan Transparansi

photo author
- Selasa, 1 April 2025 | 13:51 WIB
Jurnalis Juwita tewas diduga dibunuh oknum TNI AL. Ada indikasi pembunuhan berencana, termasuk penghancuran KTP dan eksekusi di mobil. (Istimewa)
Jurnalis Juwita tewas diduga dibunuh oknum TNI AL. Ada indikasi pembunuhan berencana, termasuk penghancuran KTP dan eksekusi di mobil. (Istimewa)

PURWAKARTA ONLINE - Misteri pembunuhan jurnalis media online, Juwita, semakin menimbulkan tanda tanya besar.

Kuasa hukum keluarga korban, Oriza Sativa, menemukan kejanggalan dalam penanganan kasus ini, terutama terkait dengan pelaksanaan gelar perkara yang dilakukan secara tertutup tanpa pemberitahuan sebelumnya.

"Kami datang dengan niat untuk mendapatkan informasi yang jelas dan transparan mengenai perkembangan kasus ini. Namun, kami justru tak diperbolehkan masuk," ujar Oriza Sativa dengan nada kecewa.

Peristiwa tragis ini terjadi pada Sabtu, 22 Maret 2025, di Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Awalnya, kematian Juwita diduga akibat kecelakaan tunggal.

Baca Juga: Goa Batu Cermin Labuan Bajo, Gua Purba dengan Kilauan Cahaya Menakjubkan

Namun, penyelidikan lebih lanjut mengungkap fakta mengejutkan: Juwita ternyata menjadi korban pembunuhan yang dilakukan oleh calon suaminya sendiri, seorang anggota TNI AL.

Informasi terbaru dari Detasemen Polisi Militer Pangkalan TNI Angkatan Laut (Denpom Lanal) Balikpapan mengonfirmasi bahwa terduga pelaku adalah seorang anggota TNI AL bernama Jumran, yang berpangkat Kelasi Satu.

"Kami mengonfirmasi bahwa benar telah terjadi kasus pembunuhan yang diduga dilakukan oleh oknum anggota Lanal Balikpapan berinisial J terhadap korban saudari Juwita," kata Komandan Denpom Lanal Balikpapan, Mayor Laut Ronald Ganap, dalam konferensi pers yang digelar Rabu, 26 Maret 2025.

Baca Juga: Cerita Mudik 2025: Istirahat di Cirata Purwakarta, Surga Kecil yang Terlupakan

Kasus ini semakin menyita perhatian publik karena banyaknya kejanggalan yang mencuat.

Hingga H+1 Lebaran, perkembangan kasus ini masih menyisakan banyak tanda tanya, terutama mengenai motif sebenarnya dari pembunuhan tersebut dan bagaimana proses hukum terhadap tersangka akan berlangsung.

Banyak pihak mempertanyakan transparansi penyelidikan kasus ini. Gelar perkara yang dilakukan secara tertutup semakin memicu kecurigaan bahwa ada upaya untuk menutupi fakta sebenarnya.

"Kami meminta agar kasus ini ditangani secara transparan dan profesional. Jangan sampai ada upaya perlindungan terhadap pelaku hanya karena statusnya sebagai anggota militer," tambah Oriza Sativa.

Baca Juga: Gempa Bumi 7,1 SR Guncang Tonga, Peringatan Tsunami Dikeluarkan

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Dadan Hamdani

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X