Tragedi Penembakan di Rest Area Tol Tangerang-Merak: Cerita Trauma Pegawai Minimarket dan Anak Korban

Baca Juga: Pelantikan Kepala Daerah Pilkada 2024 Diundur Jadi Maret 2025, Ini Alasan dan Dampaknya

"Ada satu yang ketembak itu dibawa ke dalam sini. Saat itu darah banyak berceceran banyak banget," ungkap Ahmad, masih terbayang jelas momen horor tersebut.

Kronologi Kejadian: Dari Penyewaan Mobil hingga Penembakan

Tragedi ini bermula pada 31 Desember 2024, ketika pelaku menyewa mobil Honda Brio melalui layanan rental. Namun, pada 1 Januari 2025, dua perangkat GPS mobil yang disewa ditemukan dalam keadaan dipotong.

Hal ini memicu pencarian oleh pemilik rental mobil, Agam Muhammad, dan ayahnya, Ilyas Abdurrahman. Mereka melacak jejak mobil tersebut hingga ke Pandeglang.

Pada akhirnya, Agam dan tim berhasil menemukan mobil tersebut di pertigaan Saketi, tetapi pelaku yang saat itu berada di lokasi justru mengancam mereka dengan senjata api dan mengklaim dirinya sebagai anggota TNI AU.

Kejadian itu berujung pada peristiwa penembakan tragis yang merenggut nyawa Ilyas.

Baca Juga: Serikat Pekerja Batam, UMSK 2025 Harus Segera Ditentukan

 Trauma yang Menghantui

Kejadian ini menjadi tragedi yang menghantui banyak orang, terutama Ahmad yang menyaksikan langsung peristiwa menegangkan tersebut.

Tak hanya trauma bagi pegawai minimarket, tetapi juga bagi keluarga korban, terutama Agam, anak pertama Ilyas Abdurrahman, yang harus kehilangan ayahnya dalam insiden yang begitu tragis.

Peristiwa ini mengingatkan kita akan pentingnya kewaspadaan di setiap situasi, meskipun terkadang hal yang terlihat biasa bisa berubah menjadi sangat berbahaya.

Dengan kejadian ini, diharapkan ada upaya untuk meningkatkan keamanan dan mencegah insiden serupa terulang di masa depan.

Tindak Lanjut dari Pihak Berwajib

Saat ini, pihak berwajib masih menyelidiki insiden penembakan ini dan mencari tahu lebih lanjut tentang latar belakang pelaku.