Trending Hari Ini! Kominfo Ancam Blokir Media Sosial X Gara-gara Konten Pornografi!

Purwakarta Online - Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), sedang menghadapi tantangan serius terkait kebijakan konten pada platform digital X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter.

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan, secara tegas menyatakan bahwa pemerintah akan melakukan pemblokiran terhadap X karena kebijakan kontennya yang membiarkan konten pornografi beredar bebas di platform tersebut.

Menurut Semuel, X telah diingatkan berkali-kali terkait keberadaan konten negatif seperti judi online dan pornografi di platformnya.

Meskipun telah diberi peringatan, X tidak menunjukkan tindakan untuk mengubah regulasi pembatasan konten, khususnya di Indonesia yang memiliki aturan ketat terkait pornografi.

Reaksi Pemerintah dan Polemik Publik

Reaksi dari Komisi I DPR RI, yang menyoroti isu ini dalam rapat kerja dengan Menkominfo Budi Arie Setyadi, juga mencerminkan kekhawatiran serupa.

Baca Juga: Kate Middleton Ungkap Perjuangannya Melawan Kanker, Berita Terbaru Putri Wales di Parade Trooping the Colour Menyentuh Hati Publik

Anggota Komisi I dari fraksi PKS, Jazuli Juwaini, menegaskan perlunya tindakan tegas terhadap X jika tidak ada perubahan signifikan dalam kebijakan kontennya.

Respons Warganet

Polemik ini tidak hanya memantik respons dari pihak berwenang, tetapi juga memicu gelombang reaksi dari warganet.

Tagar '#tolakblokirX' menjadi trending topic di platform X, dengan ribuan cuitan yang mengekspresikan penolakan terhadap rencana pemblokiran tersebut.

Warganet menunjukkan ketidaksetujuan mereka terhadap upaya pemblokiran ini, mengkritik keras keputusan pemerintah dan menganggapnya sebagai pembatasan kebebasan berekspresi yang tidak perlu.

Pandangan Semuel Abrijani Pangerapan

Semuel Abrijani Pangerapan mengklarifikasi bahwa Kominfo tidak bertujuan untuk memblokir konten spesifik, melainkan seluruh platform X jika tidak ada perubahan yang memadai.