Menuju Indonesia Bebas Stunting: Program Percepatan Penurunan Stunting dengan Dana Desa!

PURWAKARTA ONLINE - Stunting adalah salah satu masalah gizi kronis yang masih menjadi perhatian di Indonesia. Menurut data Kementerian Kesehatan pada tahun 2019, prevalensi stunting di Indonesia mencapai 27,67%.

Hal ini menunjukkan bahwa hampir 1 dari 3 anak di Indonesia mengalami stunting, yang dapat berdampak pada kualitas hidup, kesehatan, dan produktivitas di masa depan.

Untuk mengatasi masalah stunting, Pemerintah Indonesia telah meluncurkan Program Percepatan Penurunan Stunting (PPPS) pada tahun 2018.

Baca Juga: Ketergantungan Internet dan Kesehatan Psikis Manusia: Studi Ilmiah Terbaru Mengungkapkan Dampaknya!

Salah satu sumber pendanaan untuk PPPS adalah Dana Desa, yaitu dana yang diberikan oleh Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Desa untuk membiayai pembangunan di tingkat desa.

Pemanfaatan Dana Desa untuk PPPS diharapkan dapat membantu meningkatkan ketersediaan dan aksesibilitas pangan, perbaikan sanitasi dan air bersih, serta peningkatan kesehatan ibu dan anak di tingkat desa.

Namun, implementasi PPPS menggunakan Dana Desa masih menghadapi berbagai tantangan.

Baca Juga: Revolusi Kendaraan Listrik: Bagaimana Pengaruhnya Terhadap Perekonomian Dunia?

Tantangan pertama adalah terbatasnya pengetahuan dan keterampilan para pengambil kebijakan di tingkat desa dalam merencanakan dan melaksanakan program PPPS.

Untuk mengatasi hal ini, Pemerintah Pusat dapat memberikan pelatihan dan bimbingan teknis kepada para pengambil kebijakan di tingkat desa dalam merencanakan dan melaksanakan program PPPS dengan menggunakan Dana Desa.

Tantangan kedua adalah terbatasnya ketersediaan dan aksesibilitas pangan berkualitas di tingkat desa.

Baca Juga: 5 Modus Korupsi di Desa yang Merugikan Masyarakat: Kasus Nyata yang Terjadi di Indonesia!

Untuk mengatasi hal ini, Pemerintah Pusat dapat memperkuat program pemberdayaan ekonomi masyarakat desa, termasuk dalam hal pengembangan pertanian, perikanan, dan peternakan, serta memperkuat jaringan distribusi pangan.

Tantangan ketiga adalah terbatasnya infrastruktur sanitasi dan air bersih di tingkat desa.