5 Modus Korupsi di Desa yang Merugikan Masyarakat: Kasus Nyata yang Terjadi di Indonesia!

PURWAKARTA ONLINE - Korupsi adalah sebuah tindakan yang tidak hanya terjadi di level pemerintahan pusat atau daerah, tetapi juga di tingkat desa.

Meskipun jumlah uang yang terlibat mungkin lebih kecil, dampak dari korupsi di desa bisa sangat merugikan masyarakat setempat.

Di artikel ini, kami akan membahas beberapa modus korupsi yang sering terjadi di desa, berdasarkan kasus-kasus yang telah terjadi di Indonesia.

Baca Juga: Mengawasi Kades yang Telah Menjabat 3 Periode atau pada Periode Terakhir: Mencegah Korupsi di Desa!

1. Proyek fiktif

Modus yang pertama adalah proyek fiktif. Dalam kasus ini, pejabat desa akan mengajukan proposal untuk proyek pembangunan di desa, seperti pembangunan jalan atau gedung serba guna.

Namun, proyek tersebut tidak pernah dilaksanakan atau hanya dilakukan sebagian kecil saja.

Biaya proyek tersebut kemudian digunakan oleh pejabat desa untuk kepentingan pribadi.

Hal ini terjadi pada kasus di Desa Cipondoh, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, di mana ditemukan proyek pembangunan jalan sepanjang 2,5 km yang tidak pernah terealisasi.

Dana proyek senilai Rp 1,8 miliar digunakan untuk kepentingan pribadi.

Baca Juga: Dibongkar! Kasus Korupsi Bea Cukai Terkait Bea Masuk IMEI HP dan Tablet, oleh Pejabat Eselon II dan Menengah!

2. Mark up

Modus yang kedua adalah mark up. Dalam kasus ini, pejabat desa akan membeli barang atau jasa dengan harga yang lebih tinggi dari harga pasar.

Selisih harga tersebut kemudian menjadi keuntungan bagi pejabat desa.