Tahi Lalat Segitiga, Warisan Prabu Siliwangi dan Filosofi Tritangtu Sundabuwana

Tahi Lalat Segitiga: Simbol Keturunan Raja yang Menjaga Tritangtu

PURWAKARTA ONLINE - Di balik tahi lalat yang kerap dianggap sekadar bercak kulit, tersimpan legenda turun-temurun tentang keturunan Prabu Siliwangi, raja Padjajaran yang bijaksana.

Konon, tiga tahi lalat berbentuk segitiga menjadi penanda fisik bahwa seseorang mewarisi darahnya.

Bukan sekadar mitos, simbol ini diyakini mencerminkan filosofi Tritangtu Sundabuwana, keseimbangan peran Ramma (pemimpin), Resi (pembimbing spiritual), dan Ratu (penjaga hukum Tuhan).

Baca Juga: Video Diduga Calla Pramuka Viral, Pakar Peringatkan Modus Penipuan Link Download

Dalam budaya Sunda, tahi lalat segitiga dianggap sakral.

Ia tak hanya menandai garis keturunan, tetapi juga tanggung jawab untuk menjalankan dharma sesuai ajaran leluhur.

Namun, secara medis, tahi lalat (nevus pigmentosus) adalah akumulasi melanosit yang umumnya jinak.

Dokter menegaskan, menghilangkannya harus melalui prosedur tepat seperti laser atau bedah eksisi untuk hindari infeksi.

Baca Juga: Kontroversi Wawancara Bu Guru Salsa di TV One: Judul Dinilai Merusak Citra Pendidikan

Lalu, bagaimana menyikapi mitos vs fakta ini?

Bagi sebagian masyarakat Jawa Barat, tahi lalat segitiga tetap dihormati sebagai warisan budaya.

Namun, ahli dermatologi mengingatkan, apapun bentuknya, tahi lalat yang membesar atau berubah warna harus segera diperiksa.***