Sri Baduga Maharaja: Jejak Kehidupan Sosial Raja Pajajaran yang Penuh Toleransi

photo author
- Minggu, 3 Maret 2024 | 10:00 WIB
Ilustrasi Sri Baduga Maharaja, Prabu Siliwangi pemimpin Sunda Padjajaran (Tangkapan layar YouTube TaksakaSeta)
Ilustrasi Sri Baduga Maharaja, Prabu Siliwangi pemimpin Sunda Padjajaran (Tangkapan layar YouTube TaksakaSeta)

Peran Nyai Subanglarang dalam Pendidikan Agama

Nyai Subanglarang, ibu dari Raden Walangsungsang, memiliki peran besar sebagai Guru Agama di Keraton Pakuan Pajajaran.

Hanya melalui bimbingan ibunya, Raden Walangsungsang mendalami ajaran Islam.

Setelah wafatnya Nyai Subanglarang, Raden Walangsungsang dan adiknya mencari pemahaman agama Islam lebih lanjut.

Baca Juga: Bentrokan Besar di Old Trafford, Manchester United vs Liverpool

Pencarian Ilmu dan Perjalanan Raden Walangsungsang

Raden Walangsungsang dan adiknya pergi menemui Ki Gedeng Tapa, kakek dari pihak ibu, yang memimpin wilayah Singapore.

Di sana, Raden Walangsungsang belajar Islam dari Syekh Datuk Kahfi, yang kemudian dikenal sebagai Syekh Nurjati.

Pendidikan ini membentuknya menjadi seorang pemimpin yang bijaksana dan berpemahaman luas tentang agama.

Keberhasilan Pangeran Walangsungsang

Raden Walangsungsang, atau lebih dikenal sebagai Ki Somadullah, mendirikan Istana Pakungwati Cirebon dan menjadi tokoh penting dalam perkembangan agama Islam di wilayah tersebut.

Baca Juga: OMG! Barcelona Mempersembahkan Pertandingan Spektakuler Melawan RCD Mallorca di La Liga

Pangeran yang menikahi mualaf Nyai Indang Geulis ini mengubah hutan di pinggiran sungai menjadi wilayah yang kemudian dikenal sebagai Cirebon.

Warisan Sri Baduga Maharaja

Sri Baduga Maharaja, atau Prabu Siliwangi, tidak hanya dihormati sebagai pemimpin yang berhasil mempertahankan kebesaran Kerajaan Pajajaran tetapi juga sebagai tokoh toleran terhadap agama Islam.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Enjang Sugianto

Sumber: Jurnal Kajian Budaya dan Humaniora

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X