Purwakarta Online - Usaha peternakan domba di wilayah Pantura, khususnya di Kecamatan Pamanukan, Subang, masih didominasi oleh sistem pemeliharaan semi intensif. Studi ini mengevaluasi performa induk Domba Lokal betina berumur 2–3 tahun berdasarkan sifat kualitatif dan kuantitatif sebagai dasar seleksi genetik dan acuan pembibitan. Hasil penelitian menunjukkan dominasi domba berwarna bulu putih dan tidak bertanduk, serta karakteristik kuantitatif rata-rata yang menunjukkan potensi genetik baik dan tingkat keseragaman tinggi. Studi ini menegaskan pentingnya evaluasi performa fenotip untuk mendukung perbaikan mutu genetika ternak lokal.
1. Pendahuluan
Domba merupakan ternak ruminansia kecil yang potensial sebagai penyedia protein hewani. Di Indonesia, budidaya domba didominasi oleh peternak kecil dengan sistem tradisional. Populasi tertinggi tercatat di Jawa Barat, terutama di Kabupaten Subang yang memiliki ekosistem mendukung berupa lahan sawah dan sumber daya manusia peternak yang cukup baik.
Performa induk domba menjadi indikator penting dalam menentukan produktivitas dan efisiensi pembiakan. Oleh karena itu, karakterisasi sifat kualitatif (warna bulu, keberadaan tanduk) dan kuantitatif (ukuran tubuh) sangat diperlukan sebagai dasar dalam kegiatan seleksi dan standardisasi mutu genetik domba lokal.
2. Metodologi Penelitian
- Subjek: 30 ekor induk Domba Lokal berumur 2–3 tahun, tidak bunting
- Lokasi: Peternakan rakyat di Kecamatan Pamanukan, Kabupaten Subang
- Metode: Survei dengan teknik haphazard sampling
- Variabel diamati:
- Kualitatif: Warna bulu dominan, jenis keberadaan tanduk
Kuantitatif: Bobot badan, panjang badan, lingkar dada, lebar dada, dalam dada, tinggi pundak
Analisis: Statistik deskriptif (rata-rata, simpangan baku, koefisien variasi)
3. Hasil dan Pembahasan
3.1 Sifat Kualitatif