Dalam pidatonya, Lusi mengajak pemerintah daerah, KTNA, dan masyarakat untuk melihat pertanian dari berbagai dimensi seperti ekonomi, sosial, ekologis, dan kultural.
“Petani adalah penjaga bumi. Kita harus memberikan apresiasi serta dukungan melalui program-program pemerintah yang tepat guna,” tegasnya.
Ia juga menyoroti masalah klasik sektor pertanian diantaranya modal dan akses.
Menurutnya, pemerintah harus hadir tidak hanya sebagai regulator, tetapi juga fasilitator dan penggerak kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk perusahaan pupuk.
Purwakarta Dapat Apresiasi Dari Ribuan Peserta
Pj. Sekda Kabupaten Purwakarta, Nina Herlina, mewakili Bupati dalam penutupan acara. Nina menyampaikan apresiasi kepada KTNA Jabar dan Pemprov Jawa Barat karena memilih Purwakarta sebagai tuan rumah.
“Kehadiran peserta mimbar sarasehan sangat berharga dan memperkuat semangat kebersamaan antara petani, penyuluh, dan masyarakat tani Jawa Barat,” ujarnya.
Ia berharap seluruh gagasan dan rekomendasi dari forum tersebut dapat menjadi bahan penting untuk memperkuat sinergi pembangunan pertanian Jabar.
Desa Wisata Kampung Parakanceuri dan UMKM Lokal
Selama dua hari agenda, Kabupaten Purwakarta bukan hanya sukses menyelenggarakan acara, tetapi juga sukses memberi pengalaman yang berkesan bagi peserta.
Beberapa hal yang menarik perhatian peserta:
- Pertunjukan Air Mancur Taman Sri Baduga di Situ Buleud yang digelar khusus sebagai penghormatan tamu petani Jabar.
- Singa Depok dan hiburan dangdut, menjadi penutup yang meriah.
- Desa Wisata Kampung Parakanceuri yang menjadi lokasi homestay peserta, meninggalkan kesan mendalam. Petani Sumedang bahkan berencana mengembangkan varietas ubi Cilembu di area pertanian Kampung Parakanceuri setelah melihat potensi lahan.
- Produk UMKM lokal, terutama oleh-oleh tradisional, ludes dibeli para peserta, terutama kaum ibu.
- Kopi Purwakarta dari Gunung Burangrang sukses memikat banyak tamu karena cita rasa khasnya.
- Produk Teh Zaenx Makmur dari Kelompok Tani Barong Mulya diminati berkat rasanya yang alami tanpa campuran perasa atau pewarna.
Baca Juga: Inilah Penerima Penghargaan KTNA Jawa Barat 2025, Dari Petani hingga Penyuluh Terbaik
Ketua Panitia lokal, Ade Sunarya, menyebut acara ini sukses berkat kekompakan petani, KTNA, dan masyarakat. Meski digelar dengan anggaran efisien, seluruh rangkaian kegiatan tetap berjalan meriah dan tertib.
Artikel Terkait
Purwakarta Siap Sambut Gubernur Dedi Mulyadi di Mimbar Sarasehan KTNA Jabar 2025, Petani Antusias!
Desa Wisata dan BUMDes di Kiarapedes Siap Sambut Ribuan Petani di Mimbar Sarasehan KTNA Jabar 2025
Heboh di Mimbar Sarasehan KTNA Jabar 2025: Dedi Mulyadi Batal Hadir, Petani Tetap Kompak!
Dedi Mulyadi Batal Hadir di Mimbar Sarasehan KTNA Jabar 2025, Petani Tetap Antusias di Purwakarta
Dari Bambu ke Panggung: Kreativitas Petani Warnai Mimbar Sarasehan KTNA Jabar 2025 di Purwakarta
Mimbar Sarasehan KTNA Jabar 2025 di Purwakarta: Dedi Mulyadi Batal Hadir, Petani Tetap Kompak dan Penuh Semangat!
Kabupaten Bogor Raih Juara Umum Mimbar Sarasehan KTNA Jabar 2025, Bukti Kekuatan Inovasi Petani
Mimbar Sarasehan KTNA Jabar 2025: Petani dan Penyuluh Berprestasi dari 15 Kabupaten Raih Penghargaan di Purwakarta
Mimbar Sarasehan KTNA Jabar 2025 di Purwakarta: Bogor Juara Umum, Uus Ruhendi Harumkan Nama Purwakarta
Duduluran Gara-Gara Mimbar Sarasehan KTNA Jabar 2025, Persaudaraan Petani Jabar di Desa Wisata Kampung Parakanceuri