Pengembangan Unggas Lokal sebagai Pilar Ketahanan Pangan dan Pemberdayaan Ekonomi Pedesaan di Indonesia: Kajian SWOT dan Kebijakan Pemerintah

photo author
- Jumat, 1 Agustus 2025 | 15:01 WIB

Produktivitas Rendah: Tingkat pertumbuhan dan produksi telur masih rendah, menyebabkan biaya produksi tinggi.

Keterbatasan Teknologi dan Pengetahuan: Mayoritas peternak belum mengadopsi teknologi pemeliharaan modern.

Skala Usaha Kecil: Usaha peternakan unggas lokal umumnya bersifat tradisional dan terbatas pada level rumah tangga.

2.3 Opportunities (Peluang)

Permintaan Pasar Tinggi: Tren konsumsi makanan sehat dan alami mendorong permintaan unggas lokal.

Diversifikasi Produk: Pengembangan produk olahan (telur asin, ayam organik) memberikan nilai tambah.

Kesehatan dan Lingkungan: Peternakan unggas lokal yang ramah lingkungan mendukung pertanian berkelanjutan.

2.4 Threats (Ancaman)

Persaingan dengan Ayam Ras dan Impor: Produk unggas lokal kalah bersaing dalam efisiensi dan harga.

Wabah Penyakit: Minimnya layanan kesehatan hewan meningkatkan risiko mortalitas tinggi.

Perubahan Iklim: Ketidakstabilan iklim memengaruhi produktivitas dan kesehatan unggas lokal.

 

3. Kebijakan Pemerintah 2020–2023 dalam Pengembangan Unggas Lokal

Beberapa regulasi dan inisiatif yang relevan dalam pengembangan unggas lokal adalah:

Peraturan Menteri Pertanian No. 22 Tahun 2020 tentang pedoman pengembangan usaha ternak unggas lokal.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ichwansyah Wiradimadja

Tags

Rekomendasi

Terkini

X