Produktivitas Rendah: Tingkat pertumbuhan dan produksi telur masih rendah, menyebabkan biaya produksi tinggi.
Keterbatasan Teknologi dan Pengetahuan: Mayoritas peternak belum mengadopsi teknologi pemeliharaan modern.
Skala Usaha Kecil: Usaha peternakan unggas lokal umumnya bersifat tradisional dan terbatas pada level rumah tangga.
2.3 Opportunities (Peluang)
Permintaan Pasar Tinggi: Tren konsumsi makanan sehat dan alami mendorong permintaan unggas lokal.
Diversifikasi Produk: Pengembangan produk olahan (telur asin, ayam organik) memberikan nilai tambah.
Kesehatan dan Lingkungan: Peternakan unggas lokal yang ramah lingkungan mendukung pertanian berkelanjutan.
2.4 Threats (Ancaman)
Persaingan dengan Ayam Ras dan Impor: Produk unggas lokal kalah bersaing dalam efisiensi dan harga.
Wabah Penyakit: Minimnya layanan kesehatan hewan meningkatkan risiko mortalitas tinggi.
Perubahan Iklim: Ketidakstabilan iklim memengaruhi produktivitas dan kesehatan unggas lokal.
3. Kebijakan Pemerintah 2020–2023 dalam Pengembangan Unggas Lokal
Beberapa regulasi dan inisiatif yang relevan dalam pengembangan unggas lokal adalah:
Peraturan Menteri Pertanian No. 22 Tahun 2020 tentang pedoman pengembangan usaha ternak unggas lokal.