Kelembagaan dalam Peternakan
Dua bentuk kelembagaan ditemukan dalam praktik peternakan: kelembagaan tradisional dan modern. Kelembagaan tradisional mencakup norma adat, struktur komunitas, dan mekanisme distribusi sumber daya berbasis gotong royong. Sementara kelembagaan modern meliputi koperasi, kelompok tani ternak, serta interaksi dengan lembaga teknis dan pasar. Sinergi keduanya menjadi kunci keberlanjutan sektor peternakan.
Moralitas dalam Praktik Peternakan
Nilai moral dalam peternakan mencerminkan prinsip etis masyarakat terhadap hewan. Peternak dituntut untuk merawat ternaknya secara manusiawi, dengan mempertimbangkan kesejahteraan hewan, nilai religius, dan aturan adat. Dalam banyak kasus, terdapat keseimbangan antara kepentingan ekonomi dan etika dalam pengelolaan ternak.
Rasionalitas Peternak
Pengambilan keputusan dalam peternakan sering kali bersifat pragmatis, namun tidak lepas dari pengaruh budaya dan sosial. Peternak mempertimbangkan efisiensi ekonomi, keberlanjutan lingkungan, dan kestabilan sosial. Rasionalitas ini berbeda dengan pendekatan komersial murni, karena memasukkan faktor-faktor non-ekonomi seperti ketersediaan pakan lokal, siklus musim, dan adat setempat.
KESIMPULAN
Peternakan di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari dimensi sosial budaya masyarakat. Ternak memiliki nilai yang melampaui fungsi ekonomis dan memainkan peran penting dalam struktur sosial, budaya, dan spiritual. Peternak menjalankan praktik yang dibentuk oleh tradisi, rasionalitas lokal, serta dilema moral yang kompleks. Interaksi antara kelembagaan tradisional dan modern menjadi tantangan sekaligus peluang dalam mewujudkan sistem peternakan berkelanjutan. Oleh karena itu, pendekatan sosiologis dalam pengembangan peternakan menjadi sangat penting, terutama dalam konteks pembangunan berbasis nilai lokal.***
REFERENCES
- Amam dkk. (2022). Peranan Kelembagaan Peternakan, Sebuah Eksistensi Bukan Hanya Mimpi: Ulasan dengan Metode Systematic Literature Review (SLR). Jurnal Peternakan.
- Buke G. Dabasso et al. (2022). Beyond nutrition: social–cultural values of meat and meat products among the Borana people of Northern Kenya. Journal of Ethnic Foods.
- Heriyadi, D. (2011). Pernak Pernik dan Senarai Domba Garut, Bandung: UNPAD PRESS.
- Soelaiman, M. (1984). Peternakan Rakyat: Suatu Tinjauan Sosiologis. Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada.
- Soelaiman, M. (1991). Kebudayaan dan Pertanian: Tinjauan Sosial Budaya pada Masyarakat Petani. Pustaka Pelajar.