SURAKARTA — Situasi internal Karaton Kasunanan Surakarta Hadiningrat kembali menarik perhatian publik.
Setelah muncul berbagai klaim terkait pengganti Kanjeng Sinuhun Paku Buwono XIII, salah satu cucu raja terdahulu, BRM Nugroho Iman Santoso, menyerukan pentingnya persatuan dan musyawarah di kalangan trah Dinasti Mataram.
BRM Nugroho, cucu dari Kanjeng Sinuhun Paku Buwono XI sekaligus putra dari Gusti Pangeran Haryo (GPH) Notopuro, menegaskan bahwa proses suksesi di Karaton tidak boleh dilakukan secara sepihak.
Baca Juga: Bobibos, Bahan Bakar Jerami Karya Anak Bangsa: Ramah Lingkungan, Murah, dan Beroktan 98!
Menurutnya, seluruh trah dari PB II hingga PB XIII memiliki tanggung jawab moral dan sejarah untuk menjaga warisan leluhur melalui musyawarah mufakat.
“Semua trah Dinasti Mataram, mulai dari PB II hingga PB XIII, harus duduk bersama untuk bermusyawarah dan menghasilkan kesepakatan yang mufakat. Jangan sampai terjadi konflik berikutnya, apalagi mengulang perpecahan yang pernah terjadi sebelumnya,” tegas BRM Nugroho Iman Santoso.
Ia menilai, langkah musyawarah besar keluarga besar Mataram merupakan satu-satunya jalan untuk melahirkan keputusan sah yang dapat diterima semua pihak.
Dengan demikian, Karaton Kasunanan Surakarta Hadiningrat dapat kembali menjadi simbol rukun, bermartabat, dan luhur budayanya.
Baca Juga: Harga Sayur dan Cabai Terbaru 12 November 2025: Tomat Anjlok, Timun dan Cabai Masih Tinggi
“Karaton bukan milik keluarga inti semata, tetapi milik seluruh keluarga besar Dinasti Mataram. Karena itu, keputusan apa pun harus dilandasi rembug bersama, bukan klaim sepihak,” ujarnya menegaskan.
BRM Nugroho juga mengajak semua pihak di lingkungan karaton untuk menahan diri dan menempatkan kepentingan Kasunanan di atas kepentingan pribadi maupun kelompok.
“Kami dari Trah Awu Sepuh dan seluruh keluarga besar PB II hingga PB XI siap duduk bersama demi kebaikan, kemaslahatan, dan kemakmuran Karaton Surakarta ke depan. Jangan sampai karaton hancur karena ambisi dan klaim yang belum memiliki legitimasi,” katanya.
Ia berharap, seruan ini menjadi titik awal rekonsiliasi dan persatuan di lingkungan Karaton Surakarta.