PURWAKARTA ONLINE – Kecamatan Kiarapedes, Kabupaten Purwakarta, menyimpan banyak potensi ekonomi desa yang mulai bangkit.
Salah satunya terlihat di Desa Pusakamulya, yang kini dikenal sebagai penghasil kopi unggulan sekaligus desa wisata edukasi.
Asep Yana Taryana, S.Sn., Kepala Seksi Perekonomian dan Pembangunan Kecamatan Kiarapedes, menyebut bahwa Pusakamulya memiliki komoditas kopi yang kian berkembang.
“Harga kopi gelondong atau cherry naik dari Rp5.000 menjadi Rp10.000 per kilogram. Ini berkat edukasi dan pendampingan para petani,” ujarnya saat ditemui di Villa Poesaka Kopi, Jumat (30/5/2025).
Baca Juga: BRI Dukung UMKM Lewat Rumah BUMN Jakarta, Jadikan Sambal Kawani Sukses Ekspor Ribuan Botol
Nama tokoh lokal seperti Mardani Dika Kusuma alias Gepeng, berperan aktif dalam menggerakkan petani kopi agar meningkatkan kualitas dan produktivitas.
Kini, berbagai merek kopi lokal bermunculan, seperti Nukarta, Kopi Sunda Purwa (KSP), hingga Kopi Poesaka.
Tak hanya kopi, Desa Pusakamulya juga dikenal dengan Kampung Wisata Edukasi Parakanceuri.
Warga dan wisatawan bisa belajar menanam padi secara tradisional, membuat gula merah, aromanis, hingga mengenal rumah panggung khas Sunda.
Kegiatan beternak ikan dan menanak nasi tradisional (nyangu) pun jadi bagian dari edukasi lokal.
Baca Juga: Gerakan Macan Siliwangi: Dedi Mulyadi Dianggap Simbol Kebangkitan Prabu Siliwangi di Tanah Sunda
Menurut Ali Hasanudin, Ketua BPD Desa Pusakamulya, desa wisata ini membuat warga tetap bisa hidup dengan nilai-nilai kampung tapi tetap menghasilkan uang.
“Harapan kami, warga desa mandiri secara ekonomi. Tapi dukungan dari pemerintah juga tetap kami harapkan,” katanya.
Ali juga menyebut bahwa indikator keberhasilan ekonomi desa terlihat dari meningkatnya kemampuan masyarakat dalam berusaha.