Desa ini tidak hanya menawarkan kopi. Parakanceuri juga dikenal dengan edukasi tradisional: menanam padi, beternak ikan, menanak nasi tradisional (nyangu), hingga produksi gula merah, aromanis, dan saroja.
“Wisata edukasi ini juga membantu warga tetap menjaga gaya hidup kampung tapi tetap punya penghasilan,” ujar Ali Hasanudin.
Bahkan, Parakanceuri pernah menerima tamu hingga 4.000 orang, termasuk dari 20 negara.
Baca Juga: UMKM Kopi Serius Pangan Nusantara Go Global Berkat Dukungan BRI
Manggis: Komoditas Ekspor Unggulan
Desa Parakan Garokgek dan Desa Pusakamulya dikenal sebagai sentra manggis.
Produknya sudah diekspor ke Taiwan hingga 7 ton.
Tak hanya itu, Desa Sumbersari dan Cibeber juga fokus pada pertanian manggis.
Di Cibeber bahkan dikembangkan agrowisata manggis.
Ali Hasanudin menyebut, jika harus memilih satu komoditas unggulan Kiarapedes, manggis adalah jawabannya.
Budaya Adat dan Batu Templek
Desa Mekarjaya dikenal sebagai desa budaya adat Sunda.
Tradisi seperti tandur pare ener (menanam padi secara adat), maulid, hingga larangan kerja di sawah tiap Senin dan Jumat, masih dijaga.
Desa Margaluyu unggul dengan batu templek.
UMKM juga berkembang, dari kicimpring hingga ranginang khas Desa Gardu.
Produk UMKM bahkan sudah mengantongi NIB dan sertifikat halal.
Baca Juga: Kampung Kaya Rasa, Potensi Ekonomi Desa-Desa di Keamatan Kiarapedes