PURWAKARTA ONLINE - Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Desa Kiarapedes digelar pada Jumat, 27 September 2024. Acara yang berlangsung di pendopo Desa Kiarapedes ini dimulai pukul 13.20 WIB dan menjadi momen penting bagi masyarakat.
Dipimpin oleh Kepala Desa Kiarapedes, Eden Sudana, S.S., acara ini dihadiri oleh Kasi Pemerintahan Kecamatan Kiarapedes, Deni Mulyana, S.E., Ketua Badan Permusyawatan Desa (BPD) Rudi Kusnaedi, S.S., M.Pd., serta berbagai unsur masyarakat dan Lembaga Kemasyarakatan Desa (LKD).
Pentingnya Musdes Perubahan RKP
Deni Mulyana menjelaskan, pelaksanaan Musdes Perubahan RKP Desa sangat diperlukan. Ini berkaitan dengan perubahan peraturan dan anggaran baik dari tingkat daerah maupun pusat. Deni menekankan bahwa setiap perubahan ini harus diakomodasi agar program desa tetap relevan dan sesuai kebutuhan masyarakat.
Prioritas Pembangunan Lapang Sepakbola
Kades Eden Sudana juga mengungkapkan prioritas pembangunan desa. Ia menargetkan lapang sepakbola yang saat ini dalam proses pembangunan. Meski ditargetkan selesai pada 2026, Eden optimis bahwa lapangan ini bisa rampung lebih awal pada 2024.
“Lapang sepakbola penting untuk menggenjot PADes,” kata Eden. Ini menunjukkan bahwa pembangunan fisik sangat terkait dengan peningkatan pendapatan desa.
Sosialisasi Wewenang Pembangunan
Dalam sambutannya, Ketua BPD Rudi Kusnaedi menyoroti perlunya pemahaman masyarakat tentang wewenang pembangunan. Beberapa warga masih bingung mengenai perbaikan jalan yang bukan tanggung jawab desa. “Warga harus memahami bahwa jalan yang dimaksud berada dalam wewenang Kabupaten, bukan desa,” jelas Rudi.
Ia menekankan pentingnya sosialisasi agar aspirasi masyarakat dapat terakomodasi tanpa menimbulkan mispersepsi di media sosial. Rudi juga mengajak warga untuk mendukung Desa Kiarapedes dalam lomba Desa Anti Korupsi, yang diluncurkan setelah Musdes berlangsung.
Peduli Pendidikan dan Kesehatan
Di sisi lain, perhatian terhadap pendidikan dan kesehatan juga diangkat dalam Musdes ini. Eden mengungkapkan bahwa meski nominal insentif untuk siswa miskin dan berprestasi masih kecil, langkah ini menunjukkan komitmen desa untuk peduli pada pendidikan.
“PADes harus besar untuk kunci kemajuan desa,” tegasnya.
Perwakilan dari kader Posyandu juga menyampaikan keluhan mengenai insentif tahunan yang hanya sebesar Rp100 ribu. Mereka mengusulkan peningkatan anggaran untuk para kader di tahun 2025 agar dapat lebih mendukung program kesehatan masyarakat.