PurwakartaOnline.com – Dalam suasana politik yang semakin memanas menjelang pemilihan umum, Calon Presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto, mengajak masyarakat untuk menjaga kerukunan dan tidak saling menjelekkan.
Dalam pertemuan dengan ribuan warga Banjarbaru pada acara 'Menyapa Relawan Team Kampanye Daerah se-Kalimantan Selatan' di GOR Rudy Resnawan, Kalimantan Selatan, pada Sabtu (20/1), Prabowo menggarisbawahi pentingnya persaudaraan dan persatuan di tengah perbedaan politik.
"Saat ini kita tengah bersaing untuk melayani, membantu rakyat yang sedang mengalami kesulitan. Namun, kita tetap harus bersaudara, bersahabat, rukun, dan tidak boleh saling menjelek-jelekkan," ujar Prabowo dengan penuh semangat.
Prabowo menekankan bahwa setiap manusia memiliki cela, dan fokus pada keburukan hanya akan menghabiskan waktu tanpa memberikan kontribusi positif.
Baca Juga: Prabowo: Mendedikasikan Hidup untuk Rakyat dan Kemakmuran, Allah SWT Sudah Terlalu Baik Sama Saya
"Ketika kita terus saling menjelekkan, kapan selesainya?" tanya Prabowo, menunjukkan keprihatinannya terhadap polarisasi yang mungkin terjadi dalam masyarakat.
Menurut Prabowo, Indonesia memiliki banyak pemimpin yang menjadi contoh dalam memelihara kedamaian dan kerukunan.
Sebagai contoh, dia mencatat hubungan baik antara dirinya dan Presiden Joko Widodo, meskipun pernah berbeda pandangan politik. Keduanya tetap mengedepankan persatuan untuk kebaikan rakyat.
"Pak Jokowi dan saya telah memberikan contoh bahwa pemimpin harus bersatu demi kebaikan rakyatnya. Bersaing untuk kebaikan, bersaing untuk mengabdi," tambah Prabowo dengan penuh keyakinan.
Baca Juga: Prabowo Subianto Sapa Ribuan Warga Pontianak: Antusiasme Menggema Meski Hujan Mengguyur
Dalam ajakan tersebut, Prabowo menggarisbawahi pentingnya sikap positif dan kebersamaan di antara masyarakat, terutama dalam menghadapi situasi politik yang penuh tantangan.
Semangat untuk bersaing demi kebaikan dan mengabdi kepada rakyat menjadi fokus utama Prabowo, yang berharap agar masyarakat dapat memilih pemimpin berdasarkan kualitas dan kapasitas, bukan sekadar terjerat dalam politik saling menjatuhkan.***