Prabowo Subianto dan Komitmen Pendidikan untuk Anak Dayak: Meresapi Harapan dan Masa Depan yang Cerah

PurwakartaOnline.com - Capres nomor urut 2, Prabowo Subianto, baru-baru ini menghadiri acara silaturahmi di Pontianak, Kalimantan Barat, yang dihadiri oleh ribuan Pasukan Merah Tariu Borneo Bangkule Rajakng (TBBR).

Dalam pertemuan tersebut, Prabowo mengungkapkan komitmennya terhadap pendidikan anak-anak Suku Dayak, menegaskan pentingnya memberikan kehidupan yang layak bagi mereka, khususnya dalam aspek pendidikan.

Pernyataan Prabowo ini menjadi respons atas harapan yang disuarakan oleh TBBR, sebuah organisasi yang secara aktif terlibat dalam pelestarian budaya dan kehidupan masyarakat Dayak.

Dalam kesempatan tersebut, Prabowo menekankan, "Anak-anakmu, cucu-cucumu harus mendapat pendidikan yang sebaik-baiknya."

Baca Juga: Prabowo Subianto: Seruan Perang Khas Dayak untuk Pelestarian Budaya Kalimantan

Prabowo mengungkapkan langkah konkret yang telah diambilnya untuk memperjuangkan hak pendidikan masyarakat Dayak.

Salah satunya adalah melalui pertemuan dengan Komisi I DPR RI, di mana ia telah menyuarakan permintaan pertimbangan khusus bagi suku Dayak dalam seleksi masuk TNI.

"Saya sebagai Menteri Pertahanan sudah bicara dengan Komisi I DPR yang mengurus pertahanan. Waktu itu ada wakil dari Kalimantan minta persyaratan masuk TNI agar ada pertimbangan khusus untuk suku Dayak, dan saya sudah mengatakan bahwa saya mendukung permintaan itu," jelas Prabowo.

Lebih lanjut, Prabowo menyoroti kekayaan Pulau Kalimantan yang harus dinikmati oleh seluruh rakyatnya.

Baca Juga: Dukungan Penuh Masyarakat Dayak, Prabowo-Gibran Teruskan Tongkat Estafet Pembangunan Jokowi

Ia menekankan pentingnya pelestarian potensi alam untuk keberlanjutan hidup dan masa depan yang berkelanjutan.

"Agar tanah leluhur saudara selalu dijaga, dilindungi, saudara dan keluargamu harus menikmati keadlilan, harus menikmati kebaikan adat saudara," tuturnya.

Menurut Prabowo, masyarakat Dayak selalu mencirikan kemurnian hati dalam membela Tanah Air.

Ia berbagi pengalamannya menjadi saksi ketika beberapa sukarelawan Dayak tanpa gaji, pangkat, atau surat keputusan, turut berjuang bersama TNI.