Gugurnya Prajurit TNI Saat Lawan OPM di Papua, Kasad Jenderal TNI Dudung Abdurachman Keluarkan Perintah Tegas!

PURWAKARTA ONLINE - Kelompok Separatis dan Teroris Papua (KSTP) atau Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) OPM Papua semakin membuat ketakutan di Papua.

Gugurnya seorang prajurit TNI yang sedang membebaskan pilot Susi Air yang disandera oleh KKB Papua semakin memperburuk situasi.

Ketika Kasad Jenderal TNI Dudung Abdurachman mengetahui gugurnya prajurit TNI oleh kelompok teroris di Papua, ia sangat marah.

Baca Juga: Peran Guru Ngaji Dianggap Sangat Penting, Desa Margaluyu Anggarkan Insentif dari Dana Desa!

Ia mengutuk tindakan biadab KKB OPM dan memerintahkan TNI untuk selalu mempersiapkan pasukan dan mendukung segala bentuk operasi.

Kasad Dudung mengatakan bahwa serangan KKB merupakan tindakan yang sangat tidak dapat dimaafkan.

"Serangan tersebut merupakan kebiadaban Kelompok Separatis Teroris Papua yang akan terus memberikan teror kepada masyarakat atau alat negara yang tengah bertugas," katanya dilansir akun Instagram @tni_angkatan_darat.

Baca Juga: MENGHARUKAN, Pria Ini Baru Saja Bebas dari Penjara di Malaysia Setelah 43 Tahun, Bingung Lupa Alamat Pulang!

Kelompok Separatis dan Teroris Papua/KKB/OPM terus beraksi dan menyebabkan korban, termasuk Pratu Miftahul Arifin yang gugur saat melakukan tugasnya untuk menyelamatkan pilot Susi Air di wilayah Mugi-Mam, Kabupaten Nduga pada Sabtu (15/4).

Kasad Dudung mengucapkan belasungkawa yang sedalam-dalamnya atas gugurnya prajurit di Papua saat menjalankan tugas.

“Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Dr. Dudung Abdurachman menyatakan bela sungkawa yang sedalam-dalamnya atas gugurnya prajurit-prajurit terbaik TNI AD yang sedang melaksanakan tugas negara di Papua,” ujarnya dalam unggahan.

Baca Juga: Bagaimana Naima S Bachmid Dibunuh? Caranya Sangat Mengejutkan, Begini Pengakuan Dua Tersangka!

Ia memerintahkan kepada seluruh jajaran TNI AD untuk terus mempersiapkan pasukan dan mendukung segala macam bentuk tugas operasi yang sesuai dengan kebijakan Panglima.

TNI AD juga akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem pembinaan latihan bagi prajurit dan satuan yang akan melakukan operasi militer di Papua.