Adian Napitupulu Ungkap Alasan Anak Muda Gemar Thrifting: Bentuk Perlawanan terhadap Krisis Air Bersih dan Polusi Tekstil

photo author
- Rabu, 19 November 2025 | 19:10 WIB
Adian Napitupulu menyebut  anak muda gemar  thrifting karena kesadaran dalam menyelamatkan lingkungan. (Tangkapan layar YouTube TVR Parlemen)
Adian Napitupulu menyebut anak muda gemar thrifting karena kesadaran dalam menyelamatkan lingkungan. (Tangkapan layar YouTube TVR Parlemen)

PURWAKARTA ONLINE – Tren thrifting di kalangan anak muda kini tidak lagi sekadar urusan mencari pakaian murah.

Wakil Ketua Badan Aspirasi Masyarakat (BAM) DPR RI, Adian Napitupulu, mengungkapkan bahwa perilaku membeli baju bekas itu justru didorong oleh kesadaran generasi muda untuk menyelamatkan lingkungan, terutama air bersih.

Hal tersebut disampaikan Adian dalam rapat BAM DPR RI di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 19 November 2025.

67 Persen Anak Muda Pilih Thrifting untuk Hemat Air Bersih

Adian membeberkan bahwa ia sempat berdiskusi melalui WhatsApp dengan Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa, terkait data riset mengenai alasan milenial dan Gen Z gemar thrifting.

Menurut riset tersebut, 67 persen anak muda memilih thrifting sebagai langkah mengurangi penggunaan air bersih.

“Bahwa kalau beli baju thrifting adalah upaya mereka untuk menyelamatkan air bersih,” kata Adian.

Ia menjelaskan bahwa industri tekstil menyerap air dalam jumlah sangat besar untuk membuat pakaian baru.

Satu celana jeans membutuhkan 3.781 liter air, sementara satu kaos katun memerlukan sekitar 2.700 liter air—setara kebutuhan minum seseorang selama dua setengah tahun.

“Jadi kalau riset menunjukkan 67 persen generasi milenial menggemari thrifting karena alasan ini, artinya thrifting tidak bisa dilihat sederhana seperti yang dikatakan Pak Purbaya,” tegas politisi PDIP tersebut.

Baca Juga: Puluhan Wartawan Ikuti Pelatihan Jurnalistik PWI Kota Cirebon Jelang OKK 2025

Industri Tekstil Disebut Sumbang 20 Persen Polusi Udara

Selain krisis air bersih, Adian menyoroti persoalan lain dari industri tekstil: polusi udara.

“Dari data yang didapat, ternyata industri tekstil itu menyumbang 20 persen kerusakan udara,” ungkap Adian.

Ia menilai angka tersebut memperkuat alasan generasi muda dalam memilih pakaian bekas dibandingkan pakaian baru.

Menurut Adian, pola pikir mereka cukup sederhana namun logis: jika tidak bisa memproduksi air bersih, setidaknya mereka tidak ingin memboroskan air.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Adi Mulyadi

Tags

Rekomendasi

Terkini

X